Kekerasan Kapitalisme di Depan Mata (3)

Oleh: Ubaidillah Achmad

KAUM kapitalis lebih memandang upaya pengembangan modal dilihat dari perspektif rasio dan kebutuhan jasad manusia. Pandangan ini dikuatkan oleh pandangan Descartes, bahwa manusia hanya mengacu pada rasio dan jasad. Artinya, selama teks rasio membenarkan dan teks jasad berkebutuhan, maka semua bisa dilakukan.

Kedua prinsip ini yang sebenarnya telah menjadi pedoman fasisme politik kekuasaan yang sudah belangsung seumur abad manusia. Islam tidak hanya menganggap, manusia terdiri dari dua unsur: rasio dan jasad.

Dalam pandangan sufistik Islam menegaskan, bahwa manusia memiliki nilai hidup dan prinsip kebenaran yang perlu memanusiakan manusia. Alasannya, manusia juga membawa ruh Allah yang suci, manusia memiliki hati yang harus dijaga kenyamanannya, manusia juga mempunyai kehendak yang harus diakomudir hak haknya.

Sehubungan dengan penjelasan tersebut, apa relevansinya dengan petani pegunungan kendeng? Petani pegunungan kendeng ingin meneguhkan prinsip nilai kebenaran dan kemanusiaan. Meneguhkan prinsip nilai kebenaran tidak harus berkata sesuai dengan teori ajaran kebenaran, filsafat, ilmu pengetahuan atau hukum terhadap mereka yang anti kemanusiaan.

Bagaimana prinsip petani kendeng relevansinya dengan gerakan menolak industri bisa dipahami sebagai sikap hidup membela prinsip kebenaran? Unsur kesemestaan adalah hak manusia untuk kelangsungan nilai kemanusiaan.

Sementara itu, di antara fundasi dari unsur kesemestaan adalah pegunungan kendeng yang menyimpan sumber mata air yang langsung menjadi kebutuhan umat manusia. Jika pegunungan kendeng terancam, maka berarti mengancam unsur kesemestaan yang akan berdampak pada prinsip nilai kemanusiaan.

Apakah yang dimaksud dengan teks kekerasan kapitalisme relevan dengan ancaman bagi nilai kemanusiaan? Tentu saja, bahkan menyangkut dua kekerasan: pertama, kekerasan melalui keputusan hukum yang semuanya telah dilalui dengan biaya dan perizinan resmi sebagai sebuah alasan keabsahan untuk melegalkan penggundulan hutan dan pengrusakan kawasan sumber mata air.

Kedua, melakukan eksploitasi terhadap pasak bumi dan sumber mata air yang menyimpan kekayaan umat manusia yang seharusnya untuk jangka panjang manusia, namun harus terbatas waktu bagi kemanusiaan. Sebagai simpanan kekayaan akan muncul melalui budi daya kawasan pertanian secara alamiah, namun karena pertambangan, maka kawasan pegunungan kendeng akan menjadi satu produk semen yang seterusnya sudah tidak bisa untuk kawasan pertanian dengan berbagai warna hasil pertanian.

Saya tidak tahu, haruskah pada akhirnya para penguasa negeri ini menghalalkan eksploitasi sumber daya alam secara besar besaran? Jika benar menghalalkan, maka kapitalisme telah melakukan kekerasan melalui kebijakan para penguasa. Apakah para tokoh agama kenabian akan membiarkan dan mendukung para kapitalis dengan dalil yang menghalalkan eksploitasi sumber daya alam? Jika benar menghalalkan, maka kapitalisme melakukan kekerasan melalui tangan para tokoh agama.

Haruskah petani kendeng berjuang penuh kesabaran tanpa pemimpin pemerintah dan tokoh agama? Seluruh nabi pembebas dengan agama kenabian hadir untuk menciptakan kembali relasi kuasa yang tidak seimbang, mereka hadir berhadapan dengan para penguasa yang dzalim yang mengancam masa depan kemanusiaan. (*)

Ubaidillah Achmad, Dosen UIN Walisongo Semarang, Suluk Kiai Cebolek dan Islam Geger Kendeng.

Terkait

Dirosah Lainnya

SantriNews Network