Prediksi Suara NU di Pilkada DKI Putaran Kedua

Oleh: H Abdul Moqsith Ghazali

Pilkada DKI Jakarta kemungkinan besar akan terjadi dua putaran. Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) Vs Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi).

Pertarungan di putaran kedua tampaknya akan lebih seru. Kemana suara Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (AHY-Sylvi) akan berlabuh? Tentu akan menyebar ke Ahok-Djarot dan ke Anies-Sandi.

Seberapa besar limpahan suara ke masing-masing? Kita tunggu dinamika politik internal di kubu Cikeas (AHY-Sylvi) pasca putaran pertama ini.

Tapi, yang menarik sebenarnya membaca arah preferensi politik warga NU DKI Jakarta di putaran kedua nanti. Menurut saya, ada tiga kemungkinan.

Pertama, sebagian nahdhiyyin akan golput dengan mengacu pada kaidah fikih “al khuruj minal khilaf mustahab”, mengingat yang satu non muslim dan yang lain ditopang basis “wahabi”. Ini jumlahnya tentu tidak besar.

Kedua, sebagian nahdhiyyin akan menggunakan kaidah fikih “al dharurah tubihu al mahdhurah” sehingga memilih pemimpin non-muslim dianggap pintu dharurat. Mereka bisa “mempolitisasi” keputusan muktamar NU tentang pemimpin non-muslim. Tapi, tak bisa diprediksi seberapa banyak nahdhiyyin yang masuk kelompok kedua ini.

Ketiga, terbuka juga peluang, dengan argumen ukhuwah islamiyah, di putaran kedua ini warga NU akan berkoalisi dengan HTI,PKS, Wahabi, yang menjadi penopang utama pasangan Anies-Sandi.

Namun, jika kita cermat membaca sejarah, warga NU biasanya “enggan” bekerja sama dengan kelompok-kelompok Islam eks-Masyumi. Itu tradisi persahabatan politik warga NU yang selama ini berjalan. Apa bisa berubah?

Wallahu a’lam. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, sebab politik demikian dinamis. Salam. (*)

H Abdul Moqsith Ghazali, Wakil Ketua Bidang Maudlu’iyyah Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Masa Khidmat 2015-2020.

Terkait

Dirosah Lainnya

SantriNews Network