Iran dan Barat Berdamai, Israel Meradang

Presiden Iran Hassan Rouhani (santrinews.com/dok)

Yerusalem – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menilai, kerangka kesepakatan nuklir yang disetujui Barat dan Iran jika diterapkan akan membahayakan masa depan Israel.

“PM Netanyahu kepada Presiden Obama: Kesepakatan yang didasari kerangka ini akan mengancam kelangsungan hidup Israel,” tulis juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Mark Regev dalam akun resmi Twitter-nya.

Kamis waktu setempat, Iran dan enam negara besar dunia menyepakati kerangka bagi kesepakatan yang bakal dianggap bersejarah menyangkut program nuklir Teheran, menyusul pembicaraan maraton di Swiss.
Kesepakatan ini dianggap sebagai terobosan besar setelah Iran dan Barat menemui jalan buntu selama 12 tahun. Ini juga membangkitkan harapan bagi terciptanya stabilitas di Timur Tengah.

Presiden AS Barack Obama menyambut “kesalingpengertian bersejarah” bersama Republik Islam Iran ini setelah selama beberapa dekade saling bermusuhan. Namun Obama mengingatkan masih banyak yang harus dilakukan.

Di bawah kesepakatan ini, Iran sepakat untuk mengurangi secara taham program nuklirnya dengan balasan sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian negara itu akan dicabut.

Menteru Luar Negeri AS John Kerry menyebut kesepakatan itu sebagai “hari yang besar”, sedangkan Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan penyusunan naskah kesepakatan lengkap akan segera dimulai dan tuntas sampai tenggat waktu 30 Juni.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan Amerika Serikat dan Uni Eropa akan mencabut sanksi ekonomi kepada Iran begitu badan atom PBB memverifikasi bahwa Tehran menyepakati kesepakatan itu.

AS bahkan mengatakan bahwa semua resolusi PBB menyangkut nuklir Iran akan segera dicabut.

Kerry mengatakan cadangan uranium diperkaya Iran akan dipangkas sampai 98 persen dalam kurun 15 tahun, sedangkan reaktor nuklir Arak yang belum rampung dijamin tidak akan memproduksi plutonium untuk senjata nuklir.

Sedangkan fasilitas Fordo yang berada di sebuah pegunungan di Iran akan tetap buka, namun tidak akan digunakan sebagai fasilitas pengayaan, melainkan untuk riset dan pengembangan.

Kesepakatan itu juga mencantumkan keharusan Iran untuk mengurangi 2/3 dari jumlah pemusing uranium yang menjadi penghasil bahan bakar untuk reaktor nuklir, namun juga menjadi inti bom nuklir, atau 6.104 dari total 19.000 pemusing uranium.

Kesepakatan nuklir Iran dicapai setelah delapan hari berunding sampai malam, di Lausanne, Swiss. Kini negosiasi ini tinggal menunggu finalisasi yang akan disepakati paling lambat 30 Juni nanti.

Israel menyebut kesepakatan tersebut sebagai kekeliruan sejarah dan berbahaya bagi masa depan Israel. (nin/onk)

Terkait

Dunia Lainnya

SantriNews Network