Konferwil NU Jatim

Potensi Ekonomi Santri Harus Disinergikan

Ketua Umum HIPSI, Mochammad Ghozali (santrinews.com/dok)

Surabaya – Tidak sedikit pengusaha santri yang sukses. Mereka menggeluti sejumlah usaha yang tidak semata menjadi kebanggaan bagi dirinya, juga mampu memberdayakan masyarakat sekitar. Sayangnya kekuatan ekonomi itu belum dioptimalkan.

Warga NU yang didalamnya antara lain adalah para santri sebenarnya memiliki banyak usaha yang menjanjikan. Namun mereka terkendala antara lain oleh persoalan pemasaran. “Karena itu yang mendesak untuk dilakukan adalah sedikit memoles usaha tersebut dan mendorong sisi pemasaran dan pembiayaan,” kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Santri (HIPSI), Mochammad Ghozali kepada Santrinews.com, Kamis 30 Mei 2013.

Karena itu ia berharap agar kegiatan mulia lima tahunan yakni Konferensi Wilayah NU Jawa Timur ini bisa menghasilkan program-program riil di bidang ekonomi untuk pemberdayaan ekonomi warga.

“Yang sangat mendesak adalah menciptakan iklim networking kekuatan-kekuatan ekonomi warga NU yang saat ini tercecer dimana-mana,” ungkapnya.

Mengapa hal itu mendesak dilakukan? Karena kemandirian ekonomi jamaah dan jamiyah NU perlu didorong dan dikembangkan. “Sederhana saja, misalnya dengan networking yang dipunyai oleh NU bagaimana produk-produk unggulan usaha kecil dan menengah warga bisa diangkat melalui jaringan pemasaran bersama,” tandasnya.

“Menejemen dan packagingnya diperbaiki serta evaluasi menyeluruh terhadap dinamika usaha yang telah ada,” lanjutnya.

Ghozali misalnya menceritakan pengalaman pengurus HIPSI Surabaya yang melangsungkan perjalanan ke Qatar dan Turki sekaligus membawa misi perdagangan untuk berjejaring ekonomi dengan pengusaha muslim di sana. “Kami juga turut mengirim produk sampel hasil kerajinan Pesantren Al-Huda Wajak hingga ke Amerika,” sambungnya.

Untuk itu pada momentum Konferwil NU Jatim ini HIPSI sengaja membuka dua stand di dalam dan luar arena. “Untuk stand di dalam, mendisplay sejumlah produk unggulan hasil usaha sejumlah pengurus dan anggota HIPSI di sejumlah daerah,” tandasnya.

Sedangkan untuk stand di luar arena Konferwil berupa produk kuliner. “Kami mendisplay sejumlah produk hasil karya anak-anak muda NU di bidang software IT, kerajinan mendong, produk olahan nugget, bakso, cafee shop, snack dan sejenisnya,” ungkapnya.

Sejumlah produk ini adalah hasil karya para santri secara mandiri. “Sebagian lagi ada yang ber_partner_ dengan pengusaha muslim di Gresik untuk produk frozen food dan ikan laut,” lanjutnya.

Di stand yang ada, nantinya juga sebagai ajang mempromosikan kiprah sejumlah pengurus yang telah memiliki usaha membanggakan. Para pengunjung dapat mendengarkan kisah sukses dari HIPSI Jember yang sudah memiliki lebih dari 500.000 populasi ayam potong.

“Kami juga sedang mengembangkan produk turunan yang memiliki value added tinggi seperti aneka macam nugget ayam, resoles, siomay dan sejenisnya,” terangnya.

Tidak semacam ingin memamerkan sejumlah keberhasilan dan kiprah para pengusaha santri, di stand juga menjadi media untuk menampung para pengusaha baru yang ingin bergabung dengan HIPSI.

“Kami sediakan sekitar tiga ratus kaos dan souvenir dari salah satu sponsor kepada para kiai, santri dan warga NU yang berkenan untuk mendaftar sebagai anggota baru,” katanya berpromosi. (saif/ahay)

Terkait

IQTISHOD Lainnya

SantriNews Network