BI Siapkan Empat Strategi Wujudkan Indonesia Jadi Pusat Syariah Global

Bank Syariah
Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Islam memiliki potensi untuk mengembangkan pasar ekonomi dan keuangan syariah.
Indonesia, kata dia, memiliki modal baik dari sisi permintaan maupun penawaran di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Dari sisi permintaan misalnya, mayoritas penduduk merupakan Islam. Selain itu, Indonesia memiliki lebih dari 28 ribu pesantren dengan 2 juta santri.
“Sebanyak 57,9 persen penduduk kita adalah milenial. Ini penting untuk bisa mendorong inovasi produk halal,” kata Sugeng dalam High Level Seminar on Halal Lifestyle, Jumat, 2 Oktober 2020.
Namun, ia tidak menampik terdapat tantangan untuk mengembangkan pasar syariah tersebut. Pasalnya, banyak negara saat ini berlomba-lomba menggaet potensi pasar syariah, tidak terbatas negara Islam.
Ia mencontohkan Thailand yang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai negara pusat makanan halal. Lalu, Korea Selatan dengan negara sektor pariwisata halal. Kemudian, China mengembangkan fesyen syariah dan Inggris sebagai hub keuangan syariah di negara barat.
Karena itu, BI dan pemerintah telah menyusun peta jalan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah 2019-20124 atau Indonesia Syariah Economy Master Plan 2019-2024.
Di dalamnya, pemerintah telah mempersiapkan empat strategi untuk mencapai tujuan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global.
Pertama, memperkuat halal value chain (mata rantai). Kedua, memperkuat jasa keuangan syariah. Ketiga, memperkuat UMKM, dan keempat, memperkuat teknologi digital.
Sugeng menambahkan ekonomi syariah diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di tengah pandemi covid-19. Ini sejalan dengan tujuan Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah global.
“Utamanya tengah pandemi dan ekonomi global melambat, kita harus melakukan transformasi pemikiran agar menghasilkan strategi komprehensif sehingga ekonomi dan keuangan syariah bisa menjadi sumber ekonomi baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Pasalnya, berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2019, disebutkan jika transaksi pada sektor halal mencapai US$2,2 triliun. Kemudian, jumlah transaksi tersebut diprediksi meningkat hingga US$3,2 triliun pada 2024 mendatang. (cnn/red)