Anita Yuni, Desainer Muda Banyuwangi Tampil di Malaysia
Banyuwangi – Desainer muda asal Kabupaten Banyuwangi Anita Yuni akan tampil dalam ajang “Moslema In Style International Fashion Forward” (MISIFF) 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia, 7 hingga 8 November 2015.
Anita Yuni merupakan satu dari tiga desainer Indonesia yang akam tampil dalam pameran fashion Muslim terbesar di Malaysia yang digelar sejak 2011 tersebut.
“Alhamdulillah karya saya lulus bersama dua desainer asal Indonesia lainnya. Saya sungguh tidak menyangka karena harus bersaing dengan desainer yang lebih terkenal dari berbagai negara,” katanya, dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Jumat, 6 Nopember 2015.
Anita mengatakan kegiatan fashion di Malaysia ini merupakan ajang internasional pertama yang diikutinya. Untuk bisa mengikuti kegiatan ini setiap desainer harus melalui proses kurasi oleh tim profesional dengan cara mengirimkan desain jadi dan profil usaha.
Ia menjelaskan desainer Indonesia lain yang akan tampil adalah Anniesa Hasibuan yang baru mengikuti Jakarta Fashion Week serta pernah menampilkan karyanya di New York Couture Fashion Week. Ada juga Shearasol, fashion blogger dengan ratusan ribu follower di jejaring sosial.
Dituturkan Anita, salah satu hal yang membuat koleksinya lulus kurasi adalah keunikan desain busananya. Para kurator menganggap desain Anita yang mengusung “Hijabox” konsisten memadukan antara unsur modern dan etnik.
Anita juga selalu menggunakan batik daerah dan mengangkat tema kisah lokal dalam karyanya. Konsep yang diusung Anita itu selaras dengan konsep Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang memadukan antara unsur modern dan etnik lokal.
Seperti pada BBF 2014, Anita mengangkat tema “Rroyal Delf Blue” yang menjadi kekhasan warga Glenmore, salah satu kecamatan Banyuwangi yang menjadi pusat pemerintahan Belanda di zaman penjajahan. Kemudian pada 2015 dia mengangkat tema Putri Sritanjung, seorang putri dari kisah legenda Banyuwangi.
“Begitupun untuk desain yang akan ditampilkan di Malaysia, saya mengangkat kearifan lokal Banyuwangi dalam tema ‘The Banyuwangi Folklore’. Dengan tema ini saya ingin ikut mempromosikan Banyuwangi di dunia internasional. Bahan utama yang dipakai tentu saja menggunakan batik Banyuwangi,” tuturnya.
Kiprah Anita Yuni berawal dari keikutsertaannya dalam Banyuwangi Batik Festival (BBF). Mengawali karirnya sebagai desainer aksesori, Anita yang juga berprofesi sebagai dokter ini mulai tertarik mendesain busana batik saat Pemkab Banyuwangi menggelar BBF.
Konsep yang diusung BBF untuk mengenalkan batik khas dan karya-karya kreatif desainer asal Banyuwangi ini pun memicu dirinya untuk turut tampil memamerkan karyanya.
Sejumlah desain busana muslim pun lahir dari tangan dinginnya saat di BBF. Puluhan karyanya pun telah tampil di sejumlah panggung peragaan busana dan menghiasi sejumlah media. Sebagai seorang Muslimah, desain baju Anita pun kental dengan nilai syariat Islam.
“Mereka lihat sejumlah pemberitaan di Indonesia tentang karya saya. Dan dari situ, karya saya dinilai bisa menggambarkan bagaimana baju seorang Muslimah,” ujar Anita.
Ajang fashion ini memang dikhususkan bagi kaum perempuan, sesuai dengan namanya, “Moslema Instyle Fashion Forward”.
“Semua yang terlibat dalam show, mulai dari peragawati, make up artist, fitter dan kru lain bahkan audiens haruslah perempuan. Busana yang ditampilkan harus tidak ketat, tidak menerawang dan tidak menyerupai tampilan laki-laki,” kata Anita.
Akan ada 11 busana night gown yang dipamerkan Anita di atas panggung MISIFF. Batik yang digunakan juga masih didominasi warna alam yang menjadi kekhasannya, dipadu dengan silk organza, satin dan jaquard. Batik Banyuwangi yang biasanya berwarna cerah sengaja disuguhkan dengan warna pastel yang lembut agar kesan feminin muncul saat seorang Muslimah mengenakannya.
Pada kegiatan tersebut Anita juga diberi kesempatan spesial untuk merancang busana salah satu presenter televisi nasional Malaysia, Bella Yunus. Desain untuk Bella juga busana malam, tapi dibuat dengan lebih formal.
“Bahan utama tetap memakai Batik Banyuwangi,” kata perempuan yang selalu tampil di ajang Banyuwangi Batik Festival dalam beberapa tahun terakhir itu.
Diikuti oleh desainer fashion dari 11 negara, pemerintah Malaysia juga akan mengundang fashion blogger luar negeri untuk mengulas karya. Para desainer yang mengikuti ajang ini antara lain dari Singapura, Brunei, Turki, hingga Trinidad-Tobago. (rus/Ant)