ICIS Minta Ulama Sebarkan Pemikiran Moderat

Sekretaris Jenderal ICIS KH A Hasyim Muzadi saat memberikan sambutan di acara seminar internasional ulama sedunia di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo beberapa waktu lalu (kanalsatu/santrinews.com)
Jakarta – Seminar Internasional bertajuk “˜Konflik dan Transisi Demokrasi di Timur Tengah’ yang digelar oleh International Conference of Islamic Scholars (ICIS) di Pesantren Al Hikam, Depok Jakarta telah menghasilkan beberapa rekomendasi.
Hasil rekomendasi dibacakan salah satu tim perumus, Fadhola Musyaffaq. Salah satu rekomendasi adalah meminta agar para pemimpin pemerintahan dan ulama menyebarkan pemikiran moderat. Pemikiran tersebut bisa diterapkan dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kemasyarakatan.Â
“Hanya dengan pemikiran moderat, maka idelogi radikal dan liberal bisa dikalahkan,” ujarnya di acara penutupan seminar, Jumat 31 Oktober 2014.
Dia menambahkan, bahwa ISIS tidak dibenarkan secara syariat Islam. Meski mereka mengatasnamakan syariat Islam, namun dalam prakteknya tidak sesuai dengan Islam. Parahnya, dalam aktivitasnya mereka suka membunuh, membantai, tidak menghormati para ahli ilmu dan lainnya.Â
“Kita juga mengajak pada ulama dan warga NU agar senantiasa menyebarkan sikap moderat, tawazun, tasamuh. Tujuannya agar bisa saling berdampingan satu sama lain tanpa memandang beda etnis dan perbedaan lainnya,” terangnya.
Hal serupa diutarakan KH A Hasyim Muzadi. Sekretaris Jenderal ICIS ini meminta agar warga nahdliyin menjauhi kekerasan dan ulama bisa meluruskan kembali pengertian dari tindakan kekerasan. Selain itu, dari pihak pemerintah agar ada koordinasi dengan BIN, Kemenag, Kemenlu dan BNPT. Pasalnya, selama ini berjalan sendiri dan harapannya bisa efektif bila berjalan secara seimbang.
Terkait ISIS, menurut Kiai Hasyim, merupakan tragedi internasional dan berdampak luas. Permasalahannya adalah ideologi radikal. Untuk itu, tugas dari ulama untuk menjelaskan pada masyarakat tentang ideologi radikal.Â
“Ini juga tugas ulama untuk mengurai mindset ideologi radikal dan bisa ditangkal melalui ideologi moderat atau Islam Rahmatan Lil Alamin. Sebab, di Indonesia sendiri penanganan teroris masih secara represif,” paparnya.Â
Dalam acara penutupan tersebut juga dihadiri Kedubes Mesir dan
Palestin“Ža. Seminar ini dilaksanakan atas kerjasama ICIS dengan Direktorat Tmur Tengah Kementerian Luar Negeri serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. (ahay)