Kisah Gus Dur Dilarang Ziarah ke Makam Ayahnya

Mantan Presiden Soeharto menyambut kedatangan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, 8 Maret 2000 (santrinews.com/kompas)

Jakarta – Ketua Umum DPP PKB H A Muhaimin Iskandar mengungkap sisi lain tentang sosok Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang selama ini tak banyak orang tahu.

Menurut dia, selain dikenal sebagai tokoh pluralis dan pembela kelompok minoritas, Gus Dur juga dikenal sebagai sosok pemaaf.

Hal itu disampaikan Muhaimin Iskandar pada acara “Tahlil dan Manaqib Gus Dur” dalam rangka memperingati Haul Gus Dur ke-7, di Graha Gus Dur Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Desember 2016.

Muhaimin menceritakan suatu waktu pada era Orde Baru Gus Dur hendak berziarah ke makam KH Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, di Jombang.

Sebelum berziarah, Gus Dur terlebih dahulu bertemu politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, di Jombang.

Pertemuan tersebut jadi perhatian pemerintah saat itu, karena keduanya dianggap oposisi Presiden Soeharto. Diduga karena pertemuan itulah gerak Gus Dur dibatasi. Ketika menuju kuburan sang Ayah, seluruh akses masuk pemakaman ditutup.

“Biasa, waktu Orde Baru kan kita tidak boleh berkumpul secara besar-besaran, apalagi dilakukan oposan pemerintah, karena itulah rombongan Gus Dur tak boleh masuk,” ungkap Muhaimin.

“Bayangkan, orang mau ziarah ke makam ayahnya sendiri dilarang. Akhirnya Gus Dur ziarahnya dari luar, di pinggir jalan. Dan setelah peristiwa itu Gus Dur enggak marah ke Pak Harto. Malah kalau Lebaran tetap silaturahmi ke Pak Harto,” lanjut Muhaimin.

Begitu pula usai Gus Dur dilengserkan dari posisinya sebagai Presiden keempat RI. Muhaimin mengatakan, selepas lengser Gus Dur tetap menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang pernah melengserkannya dan sama sekali tak menyimpan dendam.

“Setelah lengser ya Gus Dur tetap bertemu dengan Pak Amien Rais dan Pak Akbar Tanjung seperti biasa, seolah enggak terjadi apa-apa. Bagi Gus Dur, semua yang terjadi di masa lalu sudah selesai,” kata keponakan Gus Dur itu.

Pada acara itu hadir sejumlah tokoh antara lain mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali, Bupati Tegal yang juga dalang Ki Entus Susmono, aktivis perempuan Nursyahbani Katjasungkana, sejumlah fraksi PKB DPR/MPR serta tokoh lintas agama. (us/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network