Sambut Hari Pahlawan, Umat Buddha Ziarah ke Makam Gus Dur

Umat Buddha di pasarean KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (beritajatim/santrinews.com)
Jombang – Belasan biksu serta puluhan umat Buddha, Sabtu, 9 November 2013, berziarah ke makam mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Ziarah dilakukan umat Buddha untuk memperingati Hari Pahlawan. Peziarah menggelar doa bersama dipimpin salah satu biksu dari Buddha Sangha Teravada Indonesia.
Selain berdoa, umat Buddha ini juga menjalankan ritual mengheningkan cipta diikuti 10 orang Samanera atau calon biksu laki-laki, serta beberapa silacarini atau calon biksu perempuan.
Usai doa bersama, seperti dilansir metrotvnes, peziarah kemudian melakukan tabur bunga di atas makam Gus Dur. Dalam tabur bunga, para biksu juga mendoakan pendahulu Gus Dur, KH Hasyim Asy’ari (kakek) dan KH A Wahid Hasyim (ayah).
Bhikkhu Jayamedho menjelaskan, ziarah ke makam Gus Dur dilakukan untuk mengenang jasa mantan Presiden RI itu. Bagi kami, Gus Dur merupakan sosok pahlawan, meski pemerintah belum memberikan penetapan secara legal formal,” kata Bhikkhu Jayamedho.
Menurut dia, Gus Dur adalah sosok pemersatu umat beragama di Indonesia yang mampu menjunjung tinggi persatuan. Karena itu, dia mengaku kecewa kepada Pemerintah karena sampai sekarang belum memberikan gelar pahlawan bagi Gus Dur.
“Meski Gus Dur belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional, namun bagi kami Gus Dur tetap pahlawan,” tegasnya. Alasannya, semasa hidup Gus Dur berjasa besar terhadap perkembangan demokrasi. Itu ditunjukkan misalnya Gus Dur konsisten membela orang lemah serta merawat kemajemukan. (saif/ahay)