Konflik Timur Tengah Bukan Hanya Antara Islam dan Yahudi

Kasubdit Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Denny Lesmana (santrinews.com/mirajnews)
Bandung – Kasubdit Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Denny Lesmana mengatakan, berbagai konflik yang terjadi di Timur Tengah bukan hanya berkaitan dengan agama Islam, malainkan juga melibatkan agama Kristen bahkan Komunis.
Hal ini disampaikan Denny Lesmana saat menjadi pembicara seminar di aula utama Universitas Islam Nusantara (Uninus) Kota Bandung, Ahad siang, 25 Januari 2015. Seminar nasional bertajuk “Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Timur Tengah”, itu hasil kerjasama Kementerian Luar Negeri, Kopri PB PMII, dan Uninus.
Menurut Denny, masyarakat di Indonesia sering salah dalam melihat konflik di Timur Tengah. Konflik itu dilihat seolah hanya antara Islam dan Yahudi. Ia mencontohkan, misalnya saat terjadi konflik di Palestina.
“Banyak yang berbondong-bondong melakukan aksi, karena dinilai sebagai wujud solidaritas sesama muslim. Akan tetapi, isu krisis Ukraini-Rusia masyarakat Indonesia yang demo mengecam bisa dihitung dengan jari,” ujarnya.
Denny tampil bersama dua pembicara lain, yakni Ketua Kopri PB PMII Ai Rahmayanti dan Guru Besar Tata Negara Uninus Nurrahman. Menurut Denny, kawasan Timur Tengah selalu menjadi perhatian khusus bagi siapapun. Wilayah Timur Tengah identik dengan agama Islam, sehingga perkembangan isu-isu di Timur Tengah selalu menjadi perhatian masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Denny mengungkapkan, setidaknya ada tiga kebijakan politik luar negeri pemerintah Indonesia terkait Timur Tengah. Pertama, wilayah Timur Tengah yang damai. Dalam dal ini, pihaknya sebagai Duta Indonesia untuk Timur Tengah tidak mendukung hal-hal yang tidak berlandaskan perdamaian.
Kedua, wilayah Timur Tengah yang makmur. Artinya, Indonesia menjalin mitra ekonomi dengan negara-negara di Timur Tengah. Ketiga, dukungan Indonesia kepada Kemerdekaan Palestina. “Indonesia sendiri adalah negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah negara Kuwait dan Aljazair,” paparnya. (zidni/onk)