Kumpulkan Putra-Putri Pahlawan, Khofifah Serukan Revitalisasi dan Aktualisasi Pancasila
Khofifah Indar Parawansa di hadapan ibu-ibu Muslimat di Lombok pada 2014 lalu (santrinews.com/hady)
Jombang – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersilaturahmi dengan putra-putri pahlawan “Pendiri Bangsa” dan tokoh lintas agama di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad, 13 Agustus 2017.
Putra-putri pahlawan yang hadir, antara lain, Meutia Farida Hatta (putri Wakil Presiden pertama Mohammad Hatta), KH Salahuddin Wahid (putra KH Wahid Hasyim), Agustanzil Sjahroezah (cucu Agus Salim), Rohadi Subardjo (putra Achmad Soebardjo), dan Handini Maramis (putri A.A Maramis).
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk merevitalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah kehidupan bangsa Indonesia yang sangat multikultur dan majemuk sudah tepat. Tugas kita saat ini adalah mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Khofifah.
Dia mengatakan, munculnya disharmoni intern dan antar ummat beragama, intoleransi, radikalisme, dan keinginan mengganti Pancasila memunculkan keprihatinan dan kekhawatiran. Kondisi ini, kata dia, berpeluang menjadi ancaman disintegrasi yang amat serius kepada NKRI.
Oleh karena itu, lewat forum strategis ini Ia mengajak generasi bangsa memahami kembali arti semangat berindonesia. Aktualisasi ini, lanjut Khofifah juga sebagai respons atas kondisi nasional dan dunia dalam mewujudkan Indonesia berdaulat di bidang politik, mandiri secara ekonomi ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Tanpa Jawa kita bukan Indonesia. Tanpa Batak, Papua, Ambon, Sunda, Aceh, Manado kita bukan Indonesia. Begitu juga tanpa Islam, Katholik, Hindu, Budha kita semua bukan Indonesia. Sunnatullahnya Indonesia ya beragam dan diikat oleh Pancasila,” paparnya. (*)