Majalah SANTRI Hidupkan Jurnalisme Pesantren

Yogyakarta – Sekitar 45 mahasantri perwakilan dari berbagai perguruan tinggi negeri mengikuti pelatihan jurnalistik tingkat nasional yang digelar redaksi Majalah SANTRI Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MORA), di Gedung Kampus Fiksi, Yogyakarta, Jumat-Ahad, 6-8 Pebruari 2015.

Surotul Ilmiyah pimpinan redaksi Majalah SANTRI mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk regenerasi kepengurusan di majalah tersebut. Selain itu, pihaknya berupaya melaksanakan kaderisasi jurnalis dari kalangan pesantren.

“Pelatihan ini juga dalam rangka syiar pengenalan majalah Santri ke segmen yang lebih luas, sekaligus mengembangkan semangat jurnalisme pesantren,” kata Ilmi dalam pelatihan yang bertajuk “˜Sebait Kata, Satu Asa Untuk Indonesia Berkarya’.

Menurut salah satu mahasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) ini, acara pelatihan jurnalistik tersebut penting digelar bagi santri karena sebagai wadah untuk menumbuhkan kecintaan dalam berkarya di dunia jurnalistik.

Dia menilai, santri bukan hanya dikenal sebagai kaum tradisionalis, tetapi santri adalah kaum intelektual yang mampunyai kemampuan untuk bersinergi dengan kearifan.

“Banyak santri yang dengan intelejensinya mampu melahirkan karya-karya seperti dalam bentuk buku. Sehingga melalui acara ini berharap kebangkitan Ulama penulis dimulai,” jelas aktivis PMII cabang Ciputat itu.

Untuk agenda pelatihan, di hari pertama awali dengan seminar motivasi serta bedah buku “˜Haji Back Packer’ oleh penulisnya, yakni Aguk Irawan. Kemudian dilanjutkan dengan materi tentang jurnalistik dan teknik penulisan berita dari redaktur koran Kedaulatan Rakyat, lalu materi editor dan freelance writer oleh Iqbal Dawami.
Selain itu, ada juga materi tentang sastra, fiksi dan manajemen pers yang diisi oleh Edi Ekhiles CEO penerbit Diva Press Yogyakarta.

Sementara itu, usai pelatihan tersebut pihaknya akan menindaklanjuti para peserta supaya dapat menjadi jurnalis yang kedepannya dapat mengembangkan jurnalisme pesantren.

“Tindak lanjut dari acara tersebut adalah terbentuknya wadah forum penulis pesantren serta adanya redaksi baru majalah Santri,” tambah santri asal pesantren Miftahul Ulum Al-Yasini yang baru saja menyelesaikan studi sarjana di UIN Syarif Hidayatullah itu.

Ia berharap, acara ini menjadi ikhtiar rutin sebagai kaderisasi majalah Santri. Dengan begitu, menurut Ilmi akan tercipta atmosfer yang baik dalam pengembangkan jurnalisme pesantren bagi para santri sekaligus mahasiswa yang mengikuti pelatihan tersebut.

“Semoga bisa terus berkarya lebih banyak untuk melanjutkan perjuangan para ulama pejuang pena negeri ini. Hidup jurnalisme pesantren,” tegas Ilmi. (zidni/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network