Kurikulum 2013

Menteri Nuh Tekankan Pendidikan Moral

M Nuh (kiri), di acara Konferwil NU Jatim (Abdul Hady JM/Santrinews)

Sidoarjo – Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh menjamin kurikulum 2013 akan jauh lebih baik dari kurikulum sebelumnya. Ia mengaku tidak heran dengan kritik dan keberatan dari banyak kalangan.

“Semangat dari kurikulum terbaru ini sebenarnya ingin menekankan kembali pentingnya moralitas dalam proses belajar mengajar,” katanya kepada sejumah kiai dan ulama di arena Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama Jawa Timur, di Pesantren Bumi Shalawat, Lebo, Sidoarjo, Ahad, 2 Juni 2013.

Nuh yakin kurikulum baru yang ditetapkan kementerian yang dipimpinnya sudah baik bagi masa depan pendidikan di tanah air. Menurut Nuh, kurikulum 2013 memiliki banyak kelebihan. Diantaranya adalah digunakannya kembali materi budi pekerti sebagai mata pelajaran utama di seluruh lembaga pendidikan.

“Kita prihatin, kecerdasan yang dimililki para kalangan cerdik cendekiawan ternyata tidak diimbangi dengan kesantunan,” ungkapnya.

Dalam banyak kasus, mantan Rektor ITS Surabaya ini merasa miris dengan cara yang dilakukan sejumlah pihak yang tidak lagi menggunakan etika dan budi pekerti dalam menyampaikan keberatan dan usulan. “Asalkan dianggap baik dan layak disampaikan, maka segala cara dilakukan dengan tanpa mengindahkan moralitas dalam menyampikan keberatan,” sergahnya.

Pada kesempatan tersebut, Nuh juga menyampaikan sejumlah kesempatan yang diberikan kementerian yang dipimpinya kepada para siswa kurang mampu untuk bisa merasakan pendidikan tinggi dengan biaya yang lebih terjangkau.

“Program bidik misi yang telah lama digulirkan ternyata manfaatnya langsung dirasakan para mahasiswa dari keluarga kurang mampu,” katanya.

Demikian pula dengan aturan diberlakukannya batas SPP minimal bagi sejumlah perguruan tinggi negeri kepada sejumlah mahasiswa. “Sehingga tidak sedikit mahasiswa yang bisa masuk perguruan tinggi negeri di fakultas favorit namun tetap terjangkau dari sisi pembiayaan,” lanjutnya.

Karena itu, ia berharap agar ikhtiar ini bisa berkelanjutan meskipun manfaatnya baru dapat dirasakan pada sepuluh hingga lima belas tahun mendatang. (ahay/saif).

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network