Unas
M Nuh Penasaran Unas Bocor
“Justru saya penasaran dengan soal Unas yang bocor, karena kalau kunci jawaban yang bocor kan hanya jawaban A,B,C atau D saja, tapi soalnya mana.” M Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Manokwari – Ujian nasional (Unas) tingkat SMA sebentar lagi akan digelar. Isu yang paling sering muncul sebelum digelarnya Unas adalah bocornya kunci jawaban Unas. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengaku justru penasaran dengan bocoran soal Unas.
“Justru saya penasaran dengan soal UN yang bocor, karena kalau kunci jawaban yang bocor kan hanya jawaban A,B,C atau D saja, tapi soalnya mana” kata M Nuh usai penyerahan sertifikat UNESCO terkait Noken sebagai warisan budaya dunia di Hotel Aston Manokwari, Papua Barat, Ahad, 7 April 2013 sebagaimana dikutip Detiknews.com.
M Nuh mengatakan, rasa penasaran dirinya terhadap bocoran soal Unas ini disebabkan sudah sangat ketatnya pengawasan dalam pendistribusian soal-soal tersebut. “Dalam Unas kali ini setiap soal ada barcode-nya dan setiap lembar jawaban juga begitu, jadi tak mudah untuk mengetahui ini jenis soal tipe yang mana,” katanya.
Unas untuk tingkat SMA akan digelar pada tanggal 15-18 April. Sedangkan untuk tingkat SMK dan SMALB, Unas akan digelar pada tanggal 15-17 April. Bagi siswa yang sakit dapat mengikuti Unas susulan yang diselenggarakan pada tanggal 22-25 April. Untuk tingkat SMP Unas digelar pada 22-25 April. Unas susulan dilakukan sepekan setelah Unas berlangsung yaitu pada tanggal 29 April-2 Mei. Sementara Unas SD akan diselenggarakan pada tanggal 6-8 Mei dan Unas susulan bagi yang sakit akan dilaksanakan pada tanggal
13-15 Mei.
Untuk pengumuman kelulusan sendiri, tingkat SMA akan diumumkan pada tanggal 25 Mei, tingkat SMP
diumumkan pada tanggal 1 Juni dan tingkat SD diumumkan 8 Juni. “Kita dari awal mengusulkan reposisi Unas bukan sebagai penentu kelulusan. Tetapi harus berdasarkan multiple intelegency anak,” kata Badriyah.
Dia melanjutkan, seharusnya sistem pendidikan di Indonesia juga memperhitungkan kecerdasan anak-anak di bidang lainnya dak tidak hanya terfokus pada mata pelajaran yang diujikan pada Unas saja. Sistem inilah yang akan menjadi acuan kelulusan seorang siswa dengan memperhitungkan aspek secara keseluruhan tanpa menyamaratakan seperti yang terjadi saat ini.
“KPAI memandang, Unas saat ini sarat dengan komersialisasi, dan diskriminasi antara pelajaran yang diujikan dan yang tidak diujikan dalam Unas,” pungkasnya. (saif/hady)