NU dan Muhammadiyah Tidak Ikut Aksi 112

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (santrinews.com/ist)
Jakarta – Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta masyarakat menahan diri untuk berdemo menjelang pemilihan kepala daerah pada 15 Februari 2017. Semua pihak juga diimbau untuk tidak mengikuti aksi damai 112 mendatang.
“Berbagai macam aksi, baik tanggal 11 maupun tanggal 13, 14, lebih-lebih jelang pilkada ini, sebaiknya tidak dilakukan. Sebaiknya tidak (diikuti)-lah, agar kita ada jeda untuk berefleksi,” Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir setelah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017.
Menurut Haedar, berbagai aksi yang telah dilakukan sudah cukup, dan tidak perlu ada aksi lanjutan. Muhammadiyah berharap rencana aksi damai 112 tidak membuka ruang terciptanya perselisihan di antara masyarakat. Dia menambahkan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk.
“Saya sering sampaikan, masyarakat kita majemuk secara agama, etnis, dan golongan. Itu di satu pihak sebetulnya punya basis sosial-kultural yang bagus dan kita masyarakat yang relatif moderat ya, bisa menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan kebersamaan,” ujarnya.
Haedar juga berpesan kepada parpol dan tokoh-tokoh nasional agar bisa menahan kata-kata dan tidak memberikan pernyataan yang dapat memunculkan gejolak di masyarakat. Hal ini karena suasana politik nasional sedang menghangat menjelang pelaksanaan pilkada.
“Kami imbau pada semua tokoh, partai, dan lainnya, untuk merawat kata untuk tidak saling melontarkan perkataan yang membikin saling respons, lalu yang muncul saling bersengketa,” tegasnya.
Haedar tidak lupa menyampaikan pesan Wapres JK bahwa saat ini Indonesia dihadapkan pada dinamika politik yang semakin hangat. Oleh karena itu, semua pihak diminta dapat mengendalikan diri dan menciptakan suasana yang kondusif.
Di negara demokrasi, berbagai aksi itu memang diperbolehkan sebagai wahana menyampaikan aspirasi, memang tidak dilarang. “Tetapi, dalam situasi sekarang, lebih-lebih untuk pilkada 15 Februari besok, kita imbau semua pihak untuk menahan diri,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengimbau kepada seluruh warga NU untuk tidak mengikuti aksi bela ulama pada 11 Februari 2017 atau aksi damai 112. Gus Ipul berharap kepada warga NU untuk kembali berpikir lebih jernih, karena Rois Aam PBNU KH Ma’ruf Amin sudah memaafkan Ahok dan meminta warga NU untuk tenang.
Seperti diketahui, Forum Umat Islam berencana menggelar aksi damai pada Sabtu, 11 Februari 2017 mendatang. Aksi damai itu rencananya digelar dengan titik kumpul di Monas, lalu bergerak ke Jalan Sudirman. (ubaid/onk)