Penyerangan Kiai Ploso Ternyata Hoaks, Pelaku Minta Maaf Sambil Menangis

Pelaku penyebar berita hoaks penyerangan kiai, Riyantono Gempol menangis minta maaf (santrinews.com/ist)
Kediri – Kabar adanya teror atau penyerangan terhadap kiai di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo, Kediri, Senin, 19 Februari 2018 lalu ternyata palsu alias hoaks. Dalangnya berhasil dibongkar pihak pesantren.
Pelaku adalah Riyantono Gempol, warga Ngawi Jawa Timur. Riyanto telah mengarang cerita fiktif tentang pengancaman terhadapnya yang dilakukan oleh tiga orang sosok pria berbadan kekar yang ingin membunuh salah seorang kiai.
Keterangan palsu ini terbongkar setelah pihak pesantren memanggilnya. Pria bertubuh tambun ini pulang ke rumahnya Desa Katikan RT 01 / RW 02 Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, pascamembuat onar.
Riyantono Gempol mengaku khilaf telah mengarang cerita fiktif yang membuat gempar. Dia meminta maaf kepada seluruh keluarga besar Pesantren Al Falah Ploso, khususnya para kiai dan Masyayikh serta masyarakat Indonesia.
“Saya memohon maaf atas kekeliruan yang sifatnya disengaja atau tidak disengaja. Kepada seluruh keluarga pondok pesantren, kepada masyarakat Indonesia dan kepolisian,” kata Riyantono Gempol sambil berurai air mata, di Pesantren Al Falah, Senin petang, 26 Februari 2018.
Kesalahan tersebut, kata dia, diharapkan menjadi pengalaman umat muslim yang saat ini sedang ramai dengan isu-isu yang sangat menegangkan.
Riyantono tidak memiliki motivasi apapun dalam menyebarkan informasi yang tidak benar, melainkan hanya sekedar khilaf dan spontanitas. Sore itu, Senin, 19 Februari 2018, dia sedang berkunjung sebagai tamu ke Pesantren Al Falah Ploso untuk menemui salah seorang kiai.
Dia mengarang cerita bohong kepada pihak keamanan pondok, bahwa baru saja didatangi tiga orang pria berbadan kekar. Dua diantara pelaku melumpuhkannya dengan cara menodongkan pisau dan menarik tangannya ke belakang. Sedangkan satu pelaku mengawasi.
Para pelaku mencari salah satu kiai untuk dibunuh. Tetapi, tiba-tiba pelaku mengibaskan sapu tangan ke arah Riyantono, sekejap mereka menghilang.
Keterangan palsu ini juga disampaikan Riyantono saat di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) oleh pihak kepolisian.
Akibat keterangan palsu Riyantono Gempol ini, pihak keamanan Pesantren akhirnya mengamankan salah seorang pria yang kebetulan ingin bertemu dengan kiai.
Pria tersebut adalah Abdul Azis, asal Situbondo. Penangkapan Azis ini menjadi viral karena foto-fotonya dikirimkan ke berbagai media sosial. Dimana yang sebenarnya Abdul Aziz hanyalah tamu dan bukan pelaku teror.
Keluarga Pesantren Al Falah menghargai sikap terus terangnya Riyantono Gempol. Pihak pesantren menerima permintaan maaf tersebut dan tidak akan melakukan penuntutan.
“Bapak Riyantono sudah mengakuinya. Itu spontanitas dan kekhilafan. Kami mewakili ponpes, menyampaikan banyak terima kasih kepada jajaran kepolisian, Polresta Kediri yang sudah baik, cepat, dan luar biasa,” ungkap Gus Thoif perwakilan keluarga.
Gus Thoif menerangkan, Riyantono adalah tamu pengunjung di pondok, bukan santri maupun alumni. “Beliau kebetulan berkunjung dan mengadakan hal-hal di luar kendali beliau sendiri,” jelasnya.
Keluarga besar Pesantren Al Falah mendukung penuh upaya kepolisian dalam menyelesaikan masalah ini sesuai Undang-undang.
“Seluruh keluarga (pesantren) sudah sepakat, yang namanya kekhilafan kami tidak akan menuntut dan tidak memperpanjang masalah ini. Karena beliau sudah minta maaf, kami yakin beliau tidak memiliki niat jahat atau niat yang kurang baik. Tidak akan melakukan penuntutan apa-apa,” ujarnya.
Dalam konferensi pers ini dihadiri para gus Pesantren Al Falah. Di antaranya, Gus Reisy (putra Gus Tajuddin ), Gus Makmun (Ketua PCNU Kabupaten Kediri), Gus Thoif, Gus Kautsar, Gus Fahim, dan Gus Fickri. (shir/mdk)