Terima PB PMII, Bamsoet Ajak Pemuda Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima PB PMII di ruang kerjanya (santrinews.com/istimewa)
Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang akrab dipanggil Bamsoet mendorong Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memanfaatkan momentum Kongres XX pada 2-6 Maret 2021 di Kalimantan Timur untuk turut membahas keterlibatan pemuda dalam menanggulangi perubahan iklim (climate change).
Sebagaimana disampaikan tokoh teknologi dunia, Bill Gates beberapa waktu lalu, bahwa setelah pandemi, umat manusia akan mengalami tantangan terbesar dalam hal perubahan iklim.
“Tingginya emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi turut menjadi penyebab perubahan iklim,” kata Bamsoet usai menerima Pengurus Besar PMII, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021.
Mereka adalah Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang, Sekretaris Jenderal PB PMII Sabolah, Ketua OC Kongres PMII XX Zeni Syargawi, Bendahara OC Kongres PMII XX Ali, dan Ketua SC Kongres PMII XX Mukhtar.
Bamsoet menjelaskan berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) pada 2015, emisi dari sektor transportasi di Indonesia hampir mencapai 30 persen dari total emisi CO2. Emisi tertinggi berasal dari transportasi darat, yang berkontribusi pada 88 persen dari total emisi di sektor ini.
“Salah satu cara menurunkannya yakni dengan bermigrasi dari kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik,” tegasnya.
Menurut dia, dampak perubahan iklim terhadap kehidupan umat manusia sangat besar. Akibat kenaikan suhu muka bumi yang menyebabkan es kutub mencair, mengakibatkan kenaikan muka air laut, dan berbagai kerusakan alam lainnya.
“Dampaknya, terjadi perubahan musim tanam, perubahan curah hujan dan musim kering. Bahkan bisa menyebabkan semakin banyak kekeringan dan gelombang panas,” jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, keterlibatan pemuda dalam migrasi ke kendaraan listrik sangat penting. Mengingat dalam buku Potret Lalu Lintas di Indonesia tahun 2019, tergambar bahwa persentase terbesar pemilik kendaraan bermotor berada di usia produktif.
Yakni kelompok usia 17-21 tahun sebanyak 17,51 persen, kelompok usia 22-29 tahun sebanyak 20,23 persen, kelompok usia 30-39 tahun sebanyak 17,83 persen. Sementara kelompok usia 40-49 tahun hanya 16,21 persen.
“Dalam tahap awal, pemuda bisa mendorong penggunaan motor listrik sebagai transportasi utama yang menunjang aktifitas kawula muda. Dengan menggunakan motor listrik, para mahasiswa juga bisa menghemat banyak pengeluaran karena tak perlu memikirkan biaya bensin hingga perawatan,” pungkasnya. (red)