Lepas Karnaval Rakyat, Moch Eksan: Ini Wujud Syukur atas Udara Kemerdekaan

Moch Eksan (dua dari kiri) sesaat setelah melepas "Karnaval Rakyat" (santrinews.com/ist)

Jember – Anggota Komisi E DPRD Jatim asal Partai NasDem, Moch Eksan memberangkatkan secara resmi “Karnaval Rakyat” yang diselenggarakan oleh warga RW 6,7 dan 8 Desa Sukorambi Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad, 21 Agustus 201, dalam rangka HUT RI Ke-71.

Tampak ratusan warga begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dengan menggunakan berbagai atribut, warga dapat mengekspresikan diri dengan bebas, dengan menggunakan baju adat, seragam sekolah, tentara, minatur burung garuda, taks, baju kebesaran para wali, sampai dengan berdandan ala maklampir, pocong dan lain sebagainya.

“Ini semua harus dimaknai sebagai wujud dari rasa syukur atas udara kemerdekaan yang dihirup oleh rakyat Indonesia,” kata Moch Eksan saat dikonfirmasi disela-sela acara tersebut.

Menurut Eksan, berbagai kegitan karnaval di berbagai pelosok Jember, kian mengukuhkan Jember sebagai Kota Karnaval Terbesar Keempat di Dunia. Karnaval menjadi ajang ekspresi rasa syukur, sekaligus merupakan artikulasi seni dan budaya dari rakyat dalam mengisi kemerdekaan.

Selain itu, Wakil sekretaris PCNU Jember ini juga menegaskan bahwa kemerdekaan itu bukanlah hasil melainkan proses yang berkesinambungan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Saat ini, kata Eksan, soal kesejahteraan sosial ini menjadi persoalan paling serius bangsa, dimana indeks kesejahteraan sosial Jawa Timur misalnya berada pada posisi ke-17 dari 33 Propinsi di Indonesia dengan nilai 68 persen lebih.

“Ada 10 parameter kesejahteraan sosial di atas, mulai kesehatan, pendidikan, pendapatan keluarga, keharmonisan keluarga, penggunaan waktu luang, kepemilikan aset, kondisi lingkungan, sampai dengan kondisi keamanan,” tandasnya

Dari 10 parameter kesejahteraan sosial, ternyata Jatim diindikasi menghadapi persoalan sosial akut. Jawa Timur menduduki peringkat ke-2 gizi buruk tingkat nasional di bawah Nusa Tenggara Timir.

Soal buta huruf, Jawa Timur menduduki peringat pertama buta huruf nasional, dengan jumlah 1,2 juta dari 5,9 juta buta aksara nasional. Dan termasuk, Jawa Timur memiliki tingkat perceraian tertinggi nasional dengan angka 100 ribu perceraian setiap tahun serta persoalan sosial lainnya.

Fakta dan data di atas, jelas mantan aktifis IPNU Jember ini, merupakan tantangan tersendiri bagi warga Indonesia untuk mengambil bagian penting dan strategis dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial.

Cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman, dimanifestasikan dalam ragam varian kegiatan Agustusan yang berlangsung setiap tahun.

Karnaval sudah menjadi bagian budaya inti dari ritual kemerdekaan tersebut. Apalagi bagi masyarakat Jember. Karnaval itu sudah menjadi “agenda wajib”, yang telah menempatkan Jember sebagai kota fashion karnaval dunia.

“Itu capian prestasi sekaligus prestise bagi kebesaran dan kejayaan Jember di mata nasional dan internasional,” pungkasnya. (rus/onk)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network