Pilkada 2020

Umar bin Abdul Aziz di Era Dinasti Umayyah, Ra Mamak di Pilkada Sumenep 2020

Relawan dan Loyalis KH Muhammad Shalahuddin A Warits alias Ra Mamak, deklarasi rapatkan barisan di Water Park Sumekar Sumenep, Ahad, 15 September 2019 (santrinews.com/bahri)

Sumenep – Selama hampir 20 tahun Sumenep dipimpin bupati dari kalangan kiai. Banyak kemajuan dicapai. Namun, mereka belum mampu menyatukan umat. Sumenep butuh sosok pemimpin pemersatu.

Sejak 2000, bupati Sumenep dijabat KH Ramdlan Siraj. Ia menjabat selama dua periode hingga 2010. Kemudian diganti KH A Busyro Karim juga selama dua periode sampai sekarang. Pada Pilkada 2020, mereka tidak bisa mencalonkan lagi.

Karena itu, Wakil Katib PCNU Sumenep KH Bahrul Widad mengajak masyarakat untuk berpikir secara matang dalam menentukan pilihan calon bupati pada Pilkada 2020.

“Kira-kira siapa pengganti mereka,” kata Kiai Widad, saat menyampaikan taushiyah pada acara Temu Relawan dan Loyalis KH Muhammad Shalahuddin A Warits alias Ra Mamak, di Water Park Sumekar, Ahad, 15 September 2019.

Ra Mamak didorong oleh masyarakat dan para santri untuk maju dalam bursa calon bupati Sumenep pada Pilkada 2020. Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk ini sekarang menjabat ketua DPC PPP Sumenep.

Hingga saat ini, sudah terbentuk 4 Komponen Relawan Ra Mamak. Yakni Santri Milenial, Ustadz Kampung, Asosiasi Kepulauan dan Koordinator Kecamatan.

Kiai Widad mengingatkan peristiwa Karbala, saat Sayidina Husein disingkirkan dan dibunuh secara keji oleh rezim Umayyah. Sayidina Husein dibunuh akibat umat lamban berpikir.

Ia tidak ingin peristiwa hampir serupa juga terjadi di Sumenep. “Jangan sampai telat berpikir, dari sekarang kita harus sudah memikirkan siapa pemimpin yang pantas,” tegas alumnus Pesantren Sidogiri ini.

Kiai Widad menyebut sosok pemimpin Umar bin Abdul Aziz di era Dinasti Umayyah yang sukses menyatukan umat Islam dari perpecahan yang berkepanjangan sejak wafatnya Rasulullah SAW.

“Sumenep harus bersatu, InsyaAllah jika Ra Mamak yang memimpin semua kalangan bisa dirangkul,” tegasnya.

Menurut Kiai Widad, dalam kurun waktu 20 tahun, Kiai Ramdlan dan Kiai Busyro memimpin Sumenep belum mampu menyatukan umat secara utuh. “Mereka baik, tapi mempersatukan Sumenep masih kurang,” tegasnya.

Ketua Relawan Ra Mamak, Kiai Fathol Bari mengatakan, Ra Mamak sesungguhyan tidak mau mencalonkan diri. Ra Mamak menyambut dan bersedia maju karena ada suara dan dorongan dari masyarakat bawah.

“Ini benar-benar keinginan kami dari bawah bukan Ra Mamak yang meminta,” kata Kiai Fathol dalam pertemuan yang mengusung tema “Satukan Tekad Membangun Sumenep” itu.

Menurut Kiai Fathol, Ra Mamak sosok yang layak memimpin Sumenep. Sebab, ia memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni serta memiliki jejaring yang luas di kancah nasional. Bukan hanya di lokal Sumenep. (ari/hay)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network