Hilyatil Auliya, Kitab yang Menggabungkan Fikih dan Tasawuf
![](/image/kitab-hilya.jpg)
Awalnya saya tidak tahu apa hubungan kitab Ihya’ Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali dengan kitab Hilyatil Auliya’ karya Al-Hafidz Abu Nuaim Al-Asbihani, hingga Imam Al-Ghazali memberi anjuran sebagai berikut:
ﻭﺇﻥ ﺃﺭﺩﺕ ﻣﺰﻳﺪا ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﻤﻮاﻇﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻄﺎﻟﻌﺔ ﻛﺘﺎﺏ ﺣﻠﻴﺔ اﻷﻭﻟﻴﺎء ﻓﻬﻮ ﻣﺸﺘﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﺃﺣﻮاﻝ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭاﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﻣﻦ ﺑﻌﺪﻫﻢ
Jika engkau ingin menambah kisah para ulama maka teruslah mempelajari kitab “Hilyatil Auliya’”. Kitab ini merangkum penjelasan sejarah perilaku para Sahabat, Tabi’in dan ulama sesudahnya (Ihya’ Ulumiddin 4/416).
Ternyata keterkaitan di antara kedua kitab tersebut adalah:
1. Sama-sama menjelaskan ilmu Tasawuf. Al-Hafidz Abu Nuaim menulis di Mukaddimah kitab Hilyah:
ﺇِﺫْ ﻷَِﺳْﻼَﻓِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟﺘﺼﻮﻑ اﻟْﻌِﻠْﻢُ اﻟْﻤَﻨْﺸُﻮﺭُ، ﻭَاﻟﺼَّﻴْﺖُ ﻭَاﻟﺬِّﻛْﺮُ اﻟْﻤَﺸْﻬُﻮﺭُ
“Sebab bagi para pendahulu kita dalam Tasawuf terdapat ilmu yang disebarkan, suara dan dzikir yang sudah masyhur.”
2. Menggabungkan Ilmu Fikih dan Tasawuf
اﻹِﻣَﺎﻡ اﻟْﺠَﻠِﻴﻞ اﻟْﺤَﺎﻓِﻆ ﺃَﺑُﻮ ﻧﻌﻴﻢ اﻷَْﺻْﺒَﻬَﺎﻧِﻲّ اﻟﺼُّﻮﻓِﻲ اﻟْﺠَﺎﻣِﻊ ﺑَﻴﻦ اﻟْﻔِﻘْﻪ ﻭاﻟﺘﺼﻮﻑ ﻭَاﻟﻨِّﻬَﺎﻳَﺔ ﻓِﻲ اﻟْﺤِﻔْﻆ ﻭاﻟﻀﺒﻂ
Seorang Imam yang agung, bergelar Al-Hafidz di bidang hadis, Abu Nuaim, seorang Sufi, yang menggabungkan antara ilmu Fikih dan Tasawuf, serta puncak dalam hafalan dan akurasi (Imam As-Subki, Thabaqat Asy-Syaafi’iyah Al-Kubra, 4/18).
Sementara kitab Hilyah lebih banyak menyampaikan sosok para ulama yang memiliki perjalanan hidup dan ibadah. Sedangkan teori dan sistematika dalam ilmu Tasawuf telah kongkrit dibahas dalam kitab Ihya’.
•] Alhamdulillah kiriman kitab Hilyatil Auliya’ (8 jilid) dari Gus Umronuddin sudah sampai di tangan saya. Keunggulan cetakan ini sudah ada takhrij hadisnya. Pentakhrij sering menulis: “Sanad ini hanya ada dalam kitab ini”. Jika terdapat dalam kitab yang lainnya sering disebut bersama nama kitab dan halamannya. (*)
Ustaz Ma’ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.