Hikmah Salat Sunah Rawatib

Selain mewajibkan salat fardu, Allah SWT juga menganjurkan salat sunah. Diantara salat sunah itu adalah sunah Rawatib. Salat sunah yang dilakukan sebelum dan setelah salat Fardu. Salat sunah ini juga dekenal dengan sunah Qobliyah (sebelum Fardu) dan Bakdiyah (setelah salat Fardu).
Jika menengok hadis, pahala salat sunah Rawatib ini begitu besar. Allah akan membangunkan rumah di surga bagi orang yang melakukannya. Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang setiap harinya salat 12 rakaat karena tathowwuk (sunah) selain yang difardukan, kecuali Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga atau akan dibangunkan rumah di surga untuknya: empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isyak, dan dua rakaat sebelum salat fajar” (HR. Imam Muslim).
Setelah menganalisis beberapa hadis, para ulama Fikih membagi sunah Rawatib menjadi dua bagian. Pertama, Mua’kkad (sangat dianjurkan), yaitu dua rakaat sebelum Subuh, dua rakaat sebelum dan sesudah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isyak serta salat Witir. Kedua, Ghairu Mu’akkad (tidak begitu dianjrukan), yaitu menambahi dua rakaat sebelum dan sesudah Zuhur, empat rakaat sebelum Ashar, dan dua rakaat sebelum Maghrib.
Lalu, apa hikmah disunahkannya salat sunah Rawatib? Syaikh Ali Ahmad Al-Jarjawi mengatakan dalam kitabnya Hikmah at-Tasyri’ Wa Falsafatuh, setidaknya ada empat hikmah dibalik kesunahan salat Rawatib. Pertama, penyemangat salat Fardu. Lumrahnya, manusia berwatak cepat bosan. Makanan misalnya. Mereka pasti bosan jika setiap kali ingin makan, menu makanannya itu-itu saja. Untuk menghilangkan kebosanan, menu makanan harus diganti. Begitu juga dengan salat. Jika hanya salat Fardu, kita akan bosan. Untuk menghilangkan kebosanan itu, Allah mensyariatkan sunah Qobliyah dan Bakdiyah. Dengan demikian, salat akan berganti-ganti. Dari sunah ke fardu, dari fardu ke sunah.
Kedua, menjernihkan hati dan fikiran. Ketika mengerjakan salat Fardu, hati harus benar-benar bersih dari keduniaan. Hati dan pikiran hanya fokus pada Allah swt.. Salat sunah Qobliyah menjadi media tercapainya hal itu. Dengan salat sunah ini kesibukan dunia dapat dihilangkan. Ketika salat Fardu dilaksanakan, hati kita benar-benar bersih dari keduniaan, sehingga kita bisa salat Fardu dengan khusyuk.
Ketiga, beralama-lama bermunajat dengan Allah swt.. Bermunajat dengan Allah adalah hal yang paling manis dan menentramkan di dunia ini. Ketika kita salat sunah Qobliyah dengan benar, hati kita akan bersih sehingga kita bisa khusyuk menjalankan salat fardu. Kekhusyukan dalam salat akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang tiada tara. Agar kebahagiaan itu tidak begitu singkat, Allah mensyariatkan sunah Bakdiyah.
Keempat, penyempurna kekurangan salat fardu. Diakui atau tidak, salat dengan khusyuk tidak mudah. Dari awal kita khusyuk, di tengah salat kita lalai. Bahkan, kadang kita lupa megerjakan sunah-sunah dalam salat Fardu. Salat sunah Rawatib berfungsi menyempurnakan kekurangan itu.
Dengan demikian, salat sunah Rawatib begitu besar menfaatnya. Orang yang melakukannya akan mendapatkan rumah di surga dan ketentraman jiwa di dunia. Salat Fardunyapun menjadi sempurna. Sebab, andai terjadi kekurangan, salat sunah Rawatib menjadi pelengkapnya. Akan tetapi, pahala dan hikmah sunah Rawatib ini tidak bisa diraih dengan begitu saja. Harus ada usaha dan upaya. Berusaha mentadabburi bacaan, berusaha membuang pikiran keduniaan, dan berusaha membangun kekhusyukan. (*)