Filosofi Huruf “Shad” Dalam Kata Al Shaum (Puasa)
Oleh: Moh Nasirul Haq
PUASA merupakan ibadah ritual yang interpretasinya mencakup beberapa aspek urgen dalam kehidupan yang terkombinasi dalam satu ibadah yang disebut puasa ini dan inilah keutamaan ibadah puasa dari yang lainnya.
Kombinasi aspek beragam tersebut bisa kita tinjau dari filosofi huruf “shod” saja dari kata dasarnya asshaumu الصوم. Tercatat ada 13 tafsir soal puasa yang telah dilegitimasi oleh para pakar :
1. As-Shabru (kesabaran)
Dikatakan dalam sebuah hadits وهو شهر الصبر والصبر ثوابها الجنة “bulan ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran pahalanya surga”. HR Baihaki
Psikiater terkemuka di Tanah Air, Prof Dr Dadang Hawari, menegaskan, inti dari shaum yaitu pengendalian diri. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, menambahkan, shaum bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga. “Yang paling penting adalah mengendalikan diri dari hal-hal yang dilarang,”
2. As-Shidqu (kejujuran)
Puasa menuntut setiap pelakunya untuk mengaplikasikan amaliyah dlohir dan batinnya dengan kejujuran. Sebab ini adalah suatu proses penyucian jiwa dari kotaran hati yang disebut bohong baik dalam tindakan maupun perkataan.
3. As-Shamtu (diam)
RasulullAh SAW bersabda: من صمت نجا “barangsiapa yang diam maka dia akan selamat” HR.Tirmidzi, Ahmad Dan Baihaki. Sebab diam adalah rekanan dari puasa jika seseorang berpuasa dari makan dan minum maka sedemikian juga kita harus “the obstinence of speech” memaksa diri untuk tidak bercakap-cakap Perkataan yang negatif, berbahaya dan merugikan seperti memfitnah, berbohong, caci maki, berkata-kata porno, mengadu domba dan sebagainnya.
4. As-Shohwah (kejernihan jiwa dan keterjagaan)
Suatu tindakan meninggalkan kebatilan, merefleksi kehidupan, sadar dari kelalaian kelaian yang telah dijalani diluar bulan ramadhan. Karena bulan ramadhan adalah musim segala bentuk keluhuran, ibadah, dan pertaubatan. Dan tidak menutup kemungkinan dengan adanya bulan ini setiap orang akan mengkoreksi perjalanannya masing masing.
5. As-Shoud (kebangkitan)
Setiap orang yang berpuasa sedang menjalani proses kebangkitan menuju keluhuran, kebangkitan dari segala jenis syahwat, kebangkitan kualitas social kemasyarakatan.
Prof KH Didin Hafidhuddin, mengungkapkan, tujuan utama shaum bulan Ramadhan adalah mencetak manusia-manusia yang bertakwa. Menurut dia, takwa adalah orang yang selalu berusaha meningkatkan kualitas diri, kualitas akhlak, kualitas pengetahuan, kualitas ibadahnya kepada Allah maupun juga kualitas kesalehan sosialnya.
6. As-Shomud wa shamadiyah (ketangguhan)
Menguji ketangguhan seseorang dalam menahan kesulitan pada segala kondisi baik panas maupun dingin, baik lapar maupun haus. semuanya harus dilalui sebagai asensi ibadah kita. Cukuplah menjadi contoh bagi kita bagaimana perjuangan rosululloh dan para sahabat yang melaksanakan perang badar dalam kondisi berpuasa.
7. As Shalah (shAlat)
Sholat sangat erat sekali dengan syiar ramadhan khususnya sholat tarowih. Dibulan ramadhan juga menormalkan fungsi masjid dengan banyaknya orang yang sholat berjamaah.
8. As-Shilah (silaturahmi)
Silaturrahmi disini adalah kinayah dari menyalurkan kebajikan pada sanak family, kerabat, serta mempererat relationship antar sesama.
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah, Zoon Foliticon. Makhluk yang bermasyarakat, bersosialisasi, berinteraksi sosial. Dalam bersosialisasi manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, yang menghubungkan antara orang perorang, antara kolompok-kolompok manusia maupun perorangan dengan kolompok manusia. Salah satunya bisa kita tempuh melalui silaturahmi,
9. As-Shoqlu (konsentrasi dan konsistensi)
Yaitu mengambil keputusan dan tindakan dengan tenang dan konsentrasi tidak tergesa gesa dan amarah. Serta berkonsentrasi dengan tujuan tujuan utama dalam kehidupan didunia. Dalam bahasa modern dapat di pahami sebagai humanisasi, yaitu program pemberdayaan dan peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia yang seimbang
10. As-Shofa (kejernihan hati)
Prof Mahmud Syaltut mengistilahkan puasa dengan “Asshoimu malakum fii shuratil insan) artinya: “malaikat dalam wujud manusia” yang mampu menciptakan dan mengisi ke kosongan jiwa dan kesehatan rohani.
11. As-Shofhu wa As-Shulhu (memaafkan dan berdamai)
Bulan ini adalah bulan penuh ampunan dari alloh. Sudah seyogyanya bagi kita untuk memaafkan sesama dan berdamai dari segala bentuk konflik kehidupan.
12. As-Sihhah wa As-Shounu (kesehatan dan pencegahan)
Secara medis memiliki banyak khasiat Rasulullah SAW bersabda: صوموا تصØوا “berpuasalah maka kamu akan sehat” HR tabrani. Pengobatan mutakhir pun sudah banyak melegitimasi secara ekspilisit kebenaran hadits ini. Seorang dokter arab bernama ibnu kaldah mengatakan ; “المعدة بيت الداء والØمية رأس كل الدواء” percernaan adalah sumber segala penyakit dan pencegahan (puasa) sumber segala obat.
13. As-Shadaqah (sedekah)
Bulan Ramadan identik dengan berbagi kebahagiaan dengan orang fakir miskin melalui sedekah. Syiar ini dapat dirasakan setelah kita merasakan bagaimana rasa lemas saat menahan lapar dan dahaga saat berpuasa sehingga menggerakkan hati kita untuk meringankan benan bagi mereka.
Demikianlah filosofi puasa ditinjau dari huruf “shad” dalam kata “As-Shaumu”. Semoga bisa menjadikan pelajaran dalam menjalankan puasa pada kali ini. Sekian. (*)
Tarim, 1 Ramadan 1437 H
Moh Nasirul Haq, A’wan Syuriah PCINU Yaman.