Menyelami Keagungan Hadis Shahih Bukhari

Judul: Tajridush Sharih Ringkasan Shahih Bukhari
Penulis: Imam Zainuddin Ahmad az-Zabidi
Penerbit: Mitra Pustaka (Pustaka Pelajar)
Cetakan: I, November 2013
Tebal: 904 halaman
ISBN: 978-602-8480-57-4
Peresensi: Junaidi Khab
DALAM jiwa agama Islam, ada empat patokan yang digunakan sebagai referensi keilmuan ketika menghadapi suatu problematika kehidupan. Yaitu, al-Quran, al-Hadis, ijma’ ulama’, dan qiyas sebagai alternatif terakhir.
Empat rujukan tersebut hadir guna menyelamatkan umat manusia dari kebodohan, utamanya perihal ibadah. Al-Quran sebagai sumber utama umat Islam di dunia sudah banyak dikenal dan dipelajari di berbagai perguruan tinggi dan instansi-instansi pendidikan di seluruh dunia. Begitu pula dengan al-Hadis sebagai sumber ilmu kedua setelah al-Quran, tidak kalah urgennya di beberapa perguruan tinggi. Hingga ada jurusan Tafsir Hadis.
Meski demikian, tidak semua orang mengenal al-Hadis secara menyeluruh. Hanya sebagian yang mengenal secara utuh dan sempurna. Termasuk hadis-hadis karya imam besar Islam, seperti Imam Muslim, Bukhari, Turmudzi, Nasa’i, Baihaqi, dan lain sebagainya. Ada beberapa faktor. Salah satunya, kesulitan mencari kitab-kitab tersebut di era modern saat ini. Meskipun ada namun untuk membaca dengan pemahamannya cukup sulit karena menggunakan bahasa Arab utamanya hadis Imam Bukhari yang berjilid-jilid dengan jumlah halaman cukup tebal.
Kitab al-Jami’ ash-Shahih yang berisikan kumpulan hadis-hadis Rasulullah Saw. yang dikompilasi oleh imam besar tiada duanya dan orang pertama di bidang ilmu hadis, yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim al-Bukhari; adalah salah satu karya terbesar dalam literatur keislaman yang urgensitasnya tak diragukan lagi (hal. v).
Kehadiran buku ini bukan sekadar menerjemahkan hadis karya Imam Bukhari tersebut. Lebih dari itu adalah mencoba untuk memberikan pemahamann yang lebih solutif untuk menemukan makna kehidupan dengan ibadah yang bisa menjamin kebahagiaan hidup di dunia hingga akhirat dengan kaidah-kaidah dan aturan yang maslahat di dalamnya.
Untuk memudahkan umat memahami dan menggali mutiara ilmu yang dikandungnya, buku Tajridush Sharih ini akan mencoba untuk menjadi perantaranya. Terkadang untuk menemukan suatu kaidah, dalil, atau referensi dari sebuah hadis kita diragukan oleh ada banyak hadis yang mirip dan bahkan seperti yang terjadi dalam kitab hadis Imam Bukhari ada beberapa pengulangan suatu hadis. Hal ini yang menjadikan umat Islam rancu. Namun saat ini, kita tidak usah bimbang lagi, kerancuan tersebut bisa kita carikan ide solutifnya di dalam buku Tajridush Sharih ini.
Eksistensi sebuah hadis yang sering dijadikan rujukan keilmuan, amalan ibadah, dan aktivitas kehidupan sehari-hari oleh umat Islam merupakan suatu wahana untuk mencapai kesempurnaan dengan kemantapan keyakinan yang tumbuh dari tetesannya.
Tanpa rujukan yang kuat dan rasional, apa yang kita kerjakan akan terasa hambar dan tawar. Sehingga hal tersebut menuntut kita untuk mencari sumber sebagai rujukan yang mampu meyakinkan bahwa perbuatan tersebut memberikan manfaat bagi kita sendiri dan orang lain. Di balik apa yang kita kerjakan harus memiliki nilai spiritual yang tinggi dan manfaat sosial yang bisa dibagi.
Dari buku ini kita bisa menemukan banyak rujukan sebagai landasan. Dalam hal ini, kesalehan sosial harus menjadi patokan utama ketika manusia hidup berdampingan dengan orang lain. Salah satu contohnya yaitu adanya larangan menangis di samping orang yang sedang sakit. Hal ini secara relatif merupakan sebagai bentuk gambaran tidak menyusahkan orang yang sedang sakit akibat tangisan pilu di sampingnya. Secara universal yaitu menyiratkan kita agar mampu memotivasi sesama umat manusia (hal. 502).
Penerbitan buku ini perlu diacungi jempol dengan ulasan dan kilasan yang bisa memudahkan para pembaca untuk mendalami hadis shahih Bukhari. Kelemahan dari buku ini dari sisi penulisan. Ada banyak ejaan yang perlu diperbaiki agar tidak mengganggu para pembaca.
Selain itu, buku ini diakui telah memotong sebagian riwayat Imam Bukhari yang semakna untuk meringkas dan mempermudah pembaca untuk menemukan suatu rujukan yang diperlukan.
Kendati demikian, buku ini mampu membantu kita untuk menggali keilmuan di dalam hadis Imam Bukhari dengan makna yang sudah diracik dengan baik oleh Imam Zainuddin Ahmad az-Zabidi. Sehingga, kita tidak perlu lagi memeras otak meskipun di balik itu semua buku ini menjadi bumerang berpikir kreatif dan cerdas dalam memaknai suatu hadis Imam Bukhari yang berbahasa Arab. (*)
Junaidi Khab, Wakil Direktur Gerakan UIN Sunan Ampel Menulis, UIN Sunan Ampel Surabaya.