Cegah Radikalisme, Banten Perkuat Kearifan Lokal

Serang – Kesatuan Bansa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Provinsi Banten tengah menggalang soliditas warga lokal dalam menjaga kerukunan dan kesatuan Bangsa. Ini sebagai upaya mencegah penyusupan faham Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) serta faham radikal lainya ke Banten.

“Secara berkala kami keliling Banten dan menggelar penyuluhan untuk membangkitkan kesadaran warga akan bahaya faham radikal dan provokasi orang-orang garis keras yang sangat tidak bertanggung jawab, saya lihat kearifan lokal seperti itu bisa tumbuh kembali bila memang kita sentuh dari akarnya,” kata Kepala Kesbanglinmas Banten, Komari, di Serang, Selasa 16 September 2014.

Menurut dia, seperti dilansir Antara, hal itu sangat penting dilakukan di Banten mengingat kondisi wilayahnya yang terbuka dan paling mudah disusupi jaringan radikalisme maupun terorisme.
Selain itu, wilayah Banten juga mudah dimasuki penduduk urban baik dari wilayah luar Banten maupun negara asing, sedangkan gejolak konflik agama yang terjadi di Banten justru berasal dari pendatang atau pengaruh orang asing yang datang ke Banten.

“Kita belajar banyak dari kasus Ahmadiyah di Cikeusik. Baik pelaku penyerangan maunpun korban sama-sama dari luar Banten. Karena itulah sangat penting memperkuat nilai kedaerahan atau kearifan lokal yang kini ada kecenderungan mulai memudar di beberapa daerah,” katanya.

Hal senada diungkapkan tokoh pendiri Provinsi Banten Embay Mulya Syarief. Menurutnya, sebaran faham radikal yang bombastis hanya bisa ditangkal dengan membangkitkan kesadaran warga akar rumput akan pentingnya menjaga kerukunan dan kebersamaan.

Derasnya pengaruh kapitalis yang menggerus nilai-nilai kearifal lokal turut merenggangkan hubungan antar warga terutara di perkotaan hingga mengikis nilai-nilai kebersamaan dan mudah disusupi radikalisme.

Dulu, kata dia, saat Banten bagian dari Jawa Barat hanya dilihat senagai basis NII (Negara Islam Indonesia-red). Tapi, setelah jadi provinsi sendiri, semua unsur jamaah atau kelompok Islam eperti JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) itu ada di Banten.

“Bila dikaji semua gejolak itu datangnya dari luar, bukan pada warga Banten-nya sebab Banten memang terbuka dan mudah disusupi. Karena itu sangat penting untuk memagari Banten dari faham radikal dan gerakan ekstrim yakni dengan membangkitkan kesadaran warga akar rumput supaya selalu waspada dan tetap teguh menjaga kerukunan,” ujarnya. (ful/ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network