Ansor Sumenep Ungkap Tujuan di Balik Pembubaran Pengajian

Sumenep – Ketua PC GP Ansor Sumenep M Muhri Zein menagaskan, banyaknya pemberitaan miring selama ini terkait Banser membubarkan pengajian, sama sekali tidak benar.

Ironisnya lagi, beragam tanggapan pun bermunculan dengan mendiskreditkan Ansor dan Banser sebagai Kader Muda NU.

Menurutnya, akibat banyaknya pemberitaan itu, tidak hanya orang di luar NU saja yang merespon negatif terhadap Banser.

Bahkan, sebagian orang NU sendiri ada yang terprovokasi yang menyebabkan mereka turut menghujat keberadaan Banser yang dinilai menghalang-halangi pengajian.

“Karena itu, perlu saya tegaskan, bahwa Banser dan Ansor tidak pernah membubarkan pengajian,” terang Muhri saat memberikan sambutan Pembukaan Diklatsar Banser Zona V, di Yayasan Taufiqurrahman Batang-Batang, Jumat, 19 Januari 2018.

Diklatsar Banser yang dibuka aecara resmi oleh juga Bupati Sumenep KH A Busyro Karim itu dihadiri Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Camat, Danramil, Kapolsek serta tokoh-tokoh masyarakat.

Diklatsar Zona V Sarkorcab Banser Sumenep meliputi tiga kecamatan, yaitu Batang Batang, Dungkek dan Batu Putih.

Di hadapan peserta dan undangan, Muhri juga menyampaikan bahwa fakta pembubaran pengajian oleh Ansor dan Banser sengaja dibalik oleh kelompok tertentu yang selama ini tidak setia terhadap NKRI dan berupaya merubah ideologi bangsa. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan harus dicegah.

“Jadi, bukan Ansor dan Banser yg Membubarkan Pengajian, tapi kami tidak ingin kelompok yg ingin merusak NKRN dengan berkedok pengajian ini terus menerus memprovokasi dengan menebar kebencian,” lanjutnya.

Sebagai bukti bahwa Ansor dan Banser tidak membubarkan pengajian, imbuhnya, ketika ada penceramah yang sudah jelas-jelas sering memprovokasi umat, Ansor dan Banser selalu mengedepankan komunikasi yang baik, dengan meminta penceramah yang bersangkutan bersedia menandatangani pernyataan.

Hal ini seperti yang terjadi di Pasuruan saat Felix mau mengisi pengajian.

“Salah satu isi pernyataan itu adalah siap menerima Pancasila sebagai dasar negara. Ternyata Felix menolak untuk menandatangani pernyataan itu dan memilih menggagalkan pengajiannya,” terang Muhri.

Ia pun menegaskan bahwa, sampai saat ini Ansor dan Banser masih konsisten menjaga Agama dan membela bangsa, sehingga siapapun orang atau kelompok yang ingin coba-coba merusak NKRI, harus dihadang.

Muhri menambahkan, bahwa Peserta Diklatsar saat ini tidak seperti 25 tahun lalu. Untuk menjadi Banser, tidak cukup dengan menyatakan kader NU, melainkan tetap harus mengikuti mikanisme pengkaderan, yaitu dengan mengikuti Diklatsar Banser.

“Bahkan untuk memastikan kesiapan Kader Banser, kami juga mewajibkan peserta mengisi Pernyataan Siap Mengikuti Semua Kagiatan Diklatsar dan Surat Persetujuan Orang Tua atau Keluarga,” tegasnya. (*)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network