Doa Lintas Iman untuk Perdamaian Palestina

Tokoh lintas agama di Jombang berkumpul mendoakan perdamaian Palestina seraya menyalakan lilin (dok/santrinews.com)
Jombang – Puluhan tokoh lintas agama dan etnis Jombang yang tergabung dalam Persaudaraan Lintas Agama & Etnis (Prasasti) menggelar doa lintas iman untuk perdamaian di Palestina. Acara dilangsungkan di halaman GKJW Jombang, Kamis, 7 Agustus 2014, bertujuan untuk menyerukan perdamaian kedua belah negara.
Pertikaian Israel dan Palestina murni terkait perebutan eksistensi negara. Opini publik seringkali diseret untuk melihat konflik ini sebagai perseteruan abadi Yahudi – Islam.
“Ada dorongan kuat dari beberapa pihak menjadikan konflik ini sebagai bagian untuk menyebar kebencian. Itu yang ingin kami tolak,” tegas Aan Anshori, salah satu panitia yang juga koordinator Jaringan GUSDURian (JGD) Jawa Timur.
Menurutnya salah paham atas konflik ini akan berpotensi memperlebar fragmentasi berbasis agama dan kepercayaan.
KH Zahrul Azhar, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan, dalam sambutannya mengingatkan agar publik tidak terjebak dalam jumlah korban semata.
“Satu orang yang meninggal, apapun agamanya, merupakan tragedi kemanusiaan yang harus kita sikapi,” katanya.
Islam, kata dia, merupakan agama yang menyeru perdamaian, bukan peperangan dalam menyelesaikan konflik. Semua pihak harus berperan aktif mewujudkan perdamaian di Palestina, terutama PBB.
Pdt. Eddy Kusmayadi, ketua Badan Kerjasama Antar Gereja (BkSG) Jombang menyatakan hal senada. Menurutnya tidak sedikit yang berasumsi jika korban dari pihak Palestina hanya orang Islam. Padahal banyak warga Yahudi dan Nasrani di Palestina yang menjadi korban kekejaman perang ini.
“Menganggap ini perang antaragama adalah sangat salah. Asumsi itu harus diakhiri karena hanya akan melukai bangsa Indonesia sendiri,” imbuhnya.
Dia berharap perdamaian segera terwujud dan kerukunan secepatnya hadir di Palestina.
Acara ini diakhiri dengan penyalaan seratus lilin dan doa bersama yang dipimpin oleh para pemuka agama dari Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Islam dan aliran kepercayaan.
Perwakilan yang hadir antara lain dari Pondok Pesantren Tebuireng, Unipdu, Undar, BEM se Jombang, PMII, Jaringan GUSDURian (JGD), Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Klenteng Jombang, STARA Muda, PGLII, PHDI, GKI, BKOK, dan BEM Universitas Paramadina. (saif/ahay)