FK Unusa Dukung Program Pos Kesehatan Pesantren
Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tampak dari depan (santrinews.com/istimewa)
Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuka program studi Pendidikan Kedokteran karena izinnya sudah turun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Rektor Unusa Prof Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP(K) FIHA menyatakan syukur karena izin program studi S1 Pendidikan Kedokteran untuk Unusa sudah turun.
“Prodi Pendidikan kedokteran itu melengkapi Fakultas Kedokteran (FK) Unusa, selain dua prodi yang sudah turun izinnya, yakni S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan D4 Analis Kesehatan,” katanya, Rabu, 23 Juli 2014.
Menurut dia, Fakutas Kedokteran yang segera operasional itu sudah menjalani proses analisis dan visitasi oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Dikti.
“Akhirnya, Fakultas Kedokteran Unusa dinyatakan layak menerima mahasiswa karena persyaratan sudah terpenuhi, seperti rumah sakit pun sudah ada yakni Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS), kemudian izin operasional turun dari Ditjen Dikti bertepatan bulan Ramadhan,” katanya.
“Saya sangat mendukung langkah KKI dan Dikti untuk membatasi kuota kedokteran setiap Universtas karena profesionalitas seorang dokter itu penting, apalagi dokter berhubungan dengan nyawa manusia,” katanya.
Hingga kini, Unusa memiliki 15 prodi pada lima fakultas yakni S1 Keperawatan, S1 Gizi, D3 Keperawatan, D3 Kebidanan dan Ners (Fakultas Ilmu Kesehatan); dan S1 Pendidikan dokter (terbaru), S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan D4 Analis Kesehatan (Fakultas Kedokteran).
Selanjutnya; S1 Sistem Informasi dan S1 Teknik Elektro (Fakultas Teknik); S1 Manajemen dan S1 Akuntansi (Fakultas Ekonomi); dan S1 PGSD, S1 PG PAUD, S1 Pendidikan Bahasa Inggris (FKIP).
Rochmad Romdoni menyatakan, Prodi Ilmu Kedokteran bisa ikut mendukung program kesehatan bagi masyarakat meski hanya diberi kuota mahasiswa sebanyak 50 mahasiswa.
“Yang terpenting, Pendidikan Dokter Unusa sangat jelas arahnya karena akan mendukung program kesehatan yang berada di pondok pesantren wilayah Jawa Timur khususnya, dan Indonesia umumnya, seperti Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), sehingga kualitas kesehatan para santri menjadi lebih baik lagi,” katanya. (hay)