Garap Program One Pesantren One Product, Unusa Libatkan SMK Berbasis Pesantren

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bersama jajaran Rektorat Unusa di Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya (santrinews.com/istimewa)
Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) garap program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dalam merealisasikan kegiatannya akan melibatkan SMK (Sekolah Menengah Kejuran) berbasis Pondok Pesantren.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara langsung meminta hal itu saat ditemui pimpinan Unusa bersama jajaran tim penyusun grand desain OPOP Jawa Timur di kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya, Selasa 30 Juli 2019.
Hadir dalam audensi tersebut antara lain jajaran Rektorat Unusa, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Plt. Kadis Pendidikan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan tim penyusun grand desain OPOP Jatim
Khofifah berharap realisasi dari program OPOP Jawa Timur juga menghadirkan atau melibatkan SMK yang berbasis pondok pesantren karena hal itu merupakan bekal penting bagi lulusannya memasuki dunia kerja.
“Untuk realisasi pelaksanaan program OPOP Jawa Timur ada SMK berbasis Pondok Pesantren yang dilibatkan. Pelibatan pendidikan jalur vokasional ini sejalan dengan arah RPJMN dalam rangka membekali lulusannya siap memasuki pasar kerja,” terang Khofifah.
Khofifah juga menjelaskan bahwa program OPOP memang bukan merupakan sekedar janji kampanye, melainkan tetap perlu menjadi perhatian karena harapannya potensi pondok pesantren yang begitu besar di Jatim dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan di Jawa Timur.
“Program OPOP Jawa Timur ini merupakan upaya untuk pemberdayaan Ponpes dan sekaligus juga sebagai upaya pemberdayaan lingkungannya dalam menuju kemandirian di berbagai bidang,” lanjut Khofifah.
Dalam kaitan itu pula, Khofifah meminta untuk melibatkan siswa SMK berbasis Ponpes, agar melalui OPOP peserta didik di SMK berbasis Pondok Pesantren dapat dibekali pula dengan kemampuan berwirausaha.
Melalui OPOP Jawa Timur, Khofifah berkeinginan SMK berbasis Pondok Pesantren bisa menjadi semacam Badan Layanan Umum Daerah, sehingga mereka memiliki badan usaha dan mandiri.
OPOP adalah suatu program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan masyarakat sekitar pesantren.
Saat ini di Jawa Timur jumlah SMK berbasis Ponpes berjumlah sekitar 600 sekolah, separuh lebih sudah dilatih dalam pembelajaran menjadi wirausaha.
Sementara dalam OPOP ada tiga pilar yang akan disentuh masing-masing program santripreneur yang merupakan program pemberdayaan santri yang bertujuan menumbuhkan pemahaman dan ketrampilan santri dalam menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi pada kemanfaatan dan keuntungan.
Kedua, pesantrenpreneur. Program pemberdayaan ekonomi pesantren melalui koperasi pondok pesantren yang bertujuan menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal, nasional, dan internasional.
Ketiga, adalah sociopreneur, program pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat. Pemberdayaan dilakukan dengan beragam inovasi sosial, berbasis digital teknologi dan kreativitas secara inklusif. (rus/ss)