IPNU-IPPNU Yogyakarta Gandeng Kader Pribumi
Bantul – PC IPNU IPPNU Kota Yogyakarta berhasil gandeng kader-kader dari berbagai perwakilan MWC NU se Kota Yogyakarta. Kaderisasi melalui Latihan Kader Muda (LAKMUD) ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Lintang Songo, Piyungan, Bantul, DIY.
Ketua Panitia, Siti Nurul Khotimah mengakui bahwa kasus yang terjadi selama ini, sebagian besar pengurus maupun anggota PC IPNU IPPNU Kota Yogya bukan berasal dari pribumi Jogja sendiri melainkan dari berbagai daerah yang sedari awal berniatan menimba ilmu di perkuliahan. Dan pada umumnya mereka akan pulang kampung setelah rampungnya bangku perkuliahan yang ia tempuh diJogja.
Akibatnya senior-senior yang seharusnya ada atas generasinya menjadi lepas begitu saja, dan bukan tidak mungkin menjadikan kesenjangan senior terhadap juniornya. Akan tetapi pada kaderisasi tahun 2016 ini panitia berhasil menggadeng pribumi Jogja.
Selain itu pengurus yang mayoritas mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, kali ini dapat mengkaderisasi merata dari berbagai kampus, pondok pesantren, juga jama’ah masjid kampung-kampung.
Adanya kader asli Jogja ini tentu menjadi suatu kebanggaan bagi panitia dan juga harapan bahwasanya kader asli pribumi ini akan terus berkontribusi dikancah IPNU IPPNU kota Jogja.
“Kaderisasi pada tahun ini begitu membanggakan karena panitia berhasil mengrekrut kader dari perwakilan tiap MWC NU, pun juga ada yang pribumi asli. Karena pengurus yang berasal dari luar jogja yang sudah pulang meninggalkan jogja tentu tidak bisa lagi mengikuti kelangsungan IPNU IPPNU Kota Jogja ini,” kata Luthfi Ainun Najib, Ketua PC IPNU IPPNU Kota Yogyakarta.
Peserta yang mengikuti LAKMUD ini sudah melewati penyaringan dari panitia sendiri. Pasalnya dari 90 pendaftar hanya 60 kader yang diterima untuk mengikuti LAKMUD.
“Peserta LAKMUD kali ini adalah peserta terbaik dari yang terbaik, karena dari 90 pendaftar hanya 60 yang lolos seleksi dari panitia,” ujar Siti Nurul Khotimah dalam memberi sambutan pembukaan Lakmud.
LAKMUD yang dilaksanakan selama 3 hari mulai 19-21Februari ini benar-benar menggodok pengetahuan peserta mengenai Ke-NU-an, Islam Nusantara, dan Aswaja. Tentu semuai ini agar peserta tahu mengenai NU sesungguhnya.
Yang unik dari serentetan acara ini ialah ketika dini hari peserta harus melakukan babat hutan, yaitu menelusuri sepanjang jalan sawah memasuki hutan dengan tanpa menggunakan penerang apapun kecuali lilin-lilin yang menyala disetiap 5meter sepanjang jalan.
Dan peserta melewati beberapa pos yang dijaga oleh panitia kemudian diberinya pertanyaan-pertanyaan sebagai pengukur kepahaman, keniatan, dan rasa cinta terhadap NU.
Bukan hanya itu peserta juga melewati tes mental dibabak terakhir. Panitia bukan saja mempertanyakaan tentag materi melainkan juga pertanyaan tentang amaliyah keseharian misalnya, peserta harus membacakan do’a qunut.
Acara pembaiatan dari Pimpinan Wilayah IPNU IPPNU DIY yang dilakukan dinihari ditengah hutan dengan hanya menggunakan penerang obor sangat terkesan hikmad.
Hari terakhir LAKMUD diisi dengan follow up, untuk sepekan kedepan kader-kader yang sudah dibaiat ini akan melakukan pertemuan pertama yang akan diisi dengan diba’an dan ziarah makam sekitar.