Jalan Panjang Khofifah Menuju Grahadi dan Kesan Aktivis Muda NU

Sekretaris PC IPNU Sumenep periode 2015-2017, Abu Zairi, memberikan cinderamata kepada Khofifah Indar Parawansa pada pelantikan PC IPNU Sumenep, awal 2016 lalu (santrinews.com/ist)

Surabaya – Hari ini, Provinsi Jawa Timur mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, Jawa Timur dipimpin sosok gubernur perempuan. Khofifah Indar Parawansa. Ia sosok perempuan yang sekian tahun malang melintang sebagai aktivis: IPPNU, PMII, hingga Muslimat NU dan Menteri.

Khofifah bersama Emil Elistianto Dardak resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, di Istana Negara Jakarta, Rabu sore, 13 Februari 2019.

Baca: Dilantik Jokowi di Istana, Khofifah-Emil Sah Pimpin Jatim

Perjalanan Khofifah menuju Gedung Negara Grahadi cukup panjang. Selama 10 tahun ia harus bersabar. Dua kali ia kalah dalam kontestasi Pilgub Jatim.

Pada 2008 lalu, ia berpasangan dengan pensiunan TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI (Purn) Mudjiono. Namun, ia kalah dari pasangan Soekarwo-Saiffulah Yusuf. Bahkan kala itu pemilihan harus diulang hingga tiga putaran.

Baca juga: Demi NU, Kiai Pesantren Restui Khofifah Maju Pilgub Jatim

Khofifah kembali maju mencalonkan pada Pilgub Jatim 2013 dengan menggandeng pensiunan polisi, yakni Irjen (Purn) Herman Sumawiredja, dan lagi-lagi kalah dari rivalnya, Soekarwo-Saifullah Yusuf.

Kala itu, Khofifah bahkan nyaris tidak dapat mengikuti kontestasi politik Pilgub Jatim setelah KPU Jatim menyatakannya tidak memenuhi syarat, hingga akhirnya keputusan KPU Jatim itu dianulir oleh Mahkamah Konstitusi.

Baca juga: Tokoh NU Kompak Menangkan Khofifah

Pantang menyerah dan putus asa. Pada Pilgub Jatim 2018, Khofifah kembali maju berpasangan Emil Dardak. Sebelumnya, Emil Dardak terctatat sebagai Bupati Trenggalek. Emil meraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun.

Khofifah sebelumnya menjabat Menteri Sosial sejak 27 Oktober 2014. Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan era pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1999-2001. Pada 17 Januari 2018, Khofifah pun mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial.

Baca juga: Presiden Jokowi: Ibu Khofifah Lincah dan Dinamis

Khofifah cukup dekat terutama dengan kalangan aktivis muda NU. Banyak kesan dan cerita tentang sosok Khofifah. Diantaranya Sekretaris PC IPNU Sumenep 2015-2017, Abu Zairi. Menurut dia, Khofifah adalah sosok pemimpin yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan dedikasi pengabdian yang tinggi.

“Semenjak menjabat Menteri Sosial, beliau sudah teruji kepeduliannya terhadap masyarakat,” kata Abu Zairi kepada SantriNews di Sumenep, Rabu sore, 13 Februari 2019.

Abu Zairi punya kenangan tersendiri tak terlupakan. Pada 2016 lalu, Khofifah berkenan menghadiri pelantikan PC IPNU-IPPNU Periode 2015-2017 di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Sumenep, Madura. Khofifah dalam kapasistasnya sebagai Menteri Sosial kala itu.

Lihat juga: Khofifah-Emil Unggul, NU Sumenep: Ini Kemenangan Kader Terbaik NU

Khofifah adalah sosok perempuan komplit. Selain cerdas, ia pekerja keras dalam segala bidang. Tak heran jika dari dulu Khofifah selalu mendapat posisi strategis. Dari ketua umum PMII Surabaya, ketua umum Muslimat NU, hingga menteri. Kini, Gubernur Jawa Timur.

Sebagai kader NU, Abu Zairi merasa bangga karena memiliki tokoh NU yang luar biasa. Perempuan organisatoris ulung. “Dengan latarbelakang itu, jiwa kepemimpinan tentu cukup kuat tertanam dalam diri Bunda Khofifah,” tegasnya.

Baca juga: Hadiri Konferwil IPNU Jatim, Khofifah Beri Wejangan Khusus

Abu Zairi pun menaruh harapan besar. Khofifah mampu membawa Jawa Timur sebagai provinsi yang maju dan berkembang pesat dengan berbagai potensi yang dimiliki.

“Untuk itu, Bunda Khofifah figur yang tepat untuk memimpin Jawa Timur. Sekali lagi saya ucapkan selamat bertugas Bunda,” pungkasnya.

Baca juga: Khofifah-Emil Menang, Gus Ipul: Kiai Sepuh Menghargai Pilihan Rakyat

Pasangan Khofifah-Emil Dardak ditetapkan oleh KPU Jatim sebagai pemenang Pilgub Jatim 2018 usai memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55 persen. Sementara lawannya, pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno memperoleh 9.076.014 suara atau 46,5 persen sehingga selisih suaranya sekitar satu juta suara atau hampir tujuh persen. (rus/hay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network