Aktivis Muda NU Kediri Nobar Film Senyap

Adi Rukun (tengah), adik dari orang yang diduga PKI yang dibantai, hadir pada pemutaran perdana film “Senyap: The Look of Silence” di Bioskop Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin, 10 Nopember 2014 (santrinews.com/hukumonline)

Kediri – Sejumlah aktivis muda Nahdlatul Ulama di Kota Kediri, Jawa Timur tampaknya tak terpengaruh atas kasus intimidasi dan pembatalan terhadap pemutaran film ‘Senyap’ atau The Look of Silent seperti yang terjadi di Malang dua hari lalu.

Mereka memberanikan diri menggelar nonton bareng (nobar) sekaligus diskusi tentang film dokumenter karya Joshua Oppenheimer itu di Kantor PCNU Kota Kediri, Sabtu, 13 Desember 2014.

Taufik Al Amin, aktivis muda NU Kota Kediri mengatakan nobar dan diskusi film ‘Senyap’ adalah bagian dari kegiatan rutin Paguyuban Lintas Masyarakat (Palem), sebuah perkumpulan yang memiliki konsentrasi pada hal-hal yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, hak bernegara, dan kebebasan dalam merayakan keberagaman.

“Ketua PCNU Kota Kediri mengetahui kegiatan ini. Beliau kita undang dan bersedia hadir,” kata Taufik, dalam keterangan tertulisnya yang diterima SantriNews, Sabtu, 13 Desember 2014.

Selain aktivis muda NU, nobar ini juga diikuti sejumlah perwakilan beberapa organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi di Kota Kediri, seperti PMII, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan lain-lain.

Taufik menjelaskan, dengan segala muatan yang ada dalam film ‘Senyap’, kegiatan nobar tidak dimaksudkan untuk membuka luka lama pihak-pihak yang merasa terlukai.

“Nobar ini kita gelar tidak secara terbuka untuk masyarakat umum. Pengkonsumsi film ini pastinya teman-teman yang memiliki kepedulian untuk mendiskusikannya,” sambung staf pengajar STAIN Kediri ini.

Dwijo Utomo Maksum, jurnalis senior yang juga pengurus AJI Kota Kediri, mengatakan kegiatan nobar dan diskusi film ‘Senyap’ bertujuan untuk mendorong terciptanya rekonsiliasi antar pihak yang selama ini berseberangan dalam kasus dugaan pelanggaran HAM tahun 1965.

“Kata kuncinya adalah permaafan. Saya berkepentingan bagaimana masyarakat di dunia ini tidak saling bermusuhan, hidup damai berdampingan. Bahwa kami ingin ada rekonsiliasi, itu benar,” kata Dwijo.

Beberapa hari terakhir, film ‘Senyap’ menjadi kontroversi karena muatannya dianggap mengungkap adanya dugaan pelanggaran HAM masa lalu. Bahkan media sosial berbasis video Youtube memblokir akses ke film tersebut. (saif/hay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network