Kisah Arie Kristanti, 12 Tahun Jadi Guru Honorer Tak Punya Rumah

Arie Kristanti bersama suami di rumah kontrakannya (santrinews.com/istimewa)
Sampang – Pendidikan menjadi kunci pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Di beberapa daerah, pendidikan masih belum mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat. Beberapa guru masih harus hidup dengan kondisi prasejahtera.
Salah satunya Arie Kristanti, guru SMPN 1 Kecamatan Karang Penang, Sampang. Setiap hari dari rumahnya di Kelurahan Karang Dalem, Kecamatan Kota Sampang ia harus menempuh jarak 36 km untuk mengajar.
Belum lagi yang menjadi kendala baginya saat ia belum memiliki kendaraan sendiri. Ia harus berjuang berangkat ke sekolah dengan naik angkutan umum, dengan dua kali ganti angkutan. itu ia jalani selama 12 tahun.
Baca juga: Guru Berjasa Besar Tanamkan Nilai Peradaban
Perjuangannya tak cukup disitu saja, penghasilan yang didapatkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga itu pun baru bisa diterima setiap tiga bulan sekali.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga suami Arie bekerja sebagai pedagang makanan ringan di sekolah-sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah Arie bertugas menyiapkan dagangan suaminya terlebih dahulu.
Sampai saat ini keluarga Arie belum memiliki tempat tinggal tetap sehingga harus mengontrak. Dengan tanggungan 2 orang anak yang masih bersekolah tentu ini menjadi beban yang tidak ringan bagi Arie dan keluarga.
Beruntung, Arie kini menjadi penerima manfaat program Sahabat Guru Indonesia, program hasil kerjasama Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Global Zakat.
“Terima kasih ACT, telah turut serta membantu kami, para guru. Semoga ke depan semakin banyak program untuk memberdayakan guru Indonesia,” kata Arie, di Sampang, Rabu 29 Januari 2020.
Baca juga: Peduli Bencana Banjir Jakarta-Banten, ACT Gandeng Berbagai Komunitas Galang Bantuan
Melalui program Sahabat Guru Indonesia, ACT bersama Global Zakat membantu guru prasejahtera seperti Arie dan guru-guru lainnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Dipo Hadi, Kepala Program Global Zakat-ACT Jatim, menyatakan perjuangan guru prasejahtera di Jawa Timur harus diapresiasi.
“Melalui program Sahabat Guru Indonesia, kami menyalurkan bea hidup untuk guru prasejahtera dengan harapan guru bisa optimal dalam mendidik muridnya karena kebutuhan hidupnya sudah tercukupi,” ujar Dipo.
Ia berharap, masyarakat bisa turut berkontribusi memberikan bantuan bea hidup guru melalui program Sahabat Guru Indonesia. (red)