Marak Ancaman Penculikan Anak, Ansor Surabaya Terjunkan 5000 Banser
Ketua GP Ansor Kota Surabaya HM Faridz Afif (santrinews.com/istimewa)
Surabaya – Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya siap menerjunkan anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser untuk menjaga sekolah. Sebab, tidak semua sekolah di Surabaya memiliki petugas Satpam, kalau pun ada jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah siswa yang harus diawasi.
“Silahkan ajukan berapa personil Banser yang dibutuhkan, kami akan kirim personil. Silakan berkoordinasi dengan pengurus Ansor terdekat,” kata Ketua PC GP Ansor Surabaya, HM. Faridz Afif, Ahad, 24 Nopember 2019.
Baca juga: Pimpinan Pusat Resmi Serahkan SK PC GP Ansor Surabaya
Hal itu disampaikan Afif menyusul keresahan orangtua atas maraknya ancaman penculikan anak di lingkungan sekolah. Ancaman penculikan itu terjadi beberapa kali di sebuah sekolah di daerah Waru Sidoarjo yang berbatasan dengan Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan surat edaran kepada para Camat dan Lurah se Surabaya untuk mengingatkan Ketua RW dan RT mewaspadai lingkungan dari aksi penculikan anak.
Baca juga: Pimpin Ansor Jatim 2019-2023, Gus Syafiq Janji Himpun Semua Potensi Kader
Afif mengatakan, ada 5000 personil Banser yang siap diterjunkan kapan saja. Termasuk untuk membantu mengatasi masalah kerawanan sosial seperti kasus penculikan anak sekolah yang sedang ramai belakangan ini.
Alumni pascasarjana Unair Surabaya ini menambahkan, prinsipnya tanpa diminta pun personil Banser akan turun ke lapangan mengawasi lokasi yang memiliki potensi kerawanan sosial. Termasuk sejumlah sekolah yang sekarang menjadi incaran penculik anak.
Baca juga: Ansor Surabaya Bentuk Tim Kawal Kasus Penembakan Mobil Ery Cahyadi
Selama ini, kata Afif, anggota Banser sudah terjun mengawasi terutama sekolah di bawah naungan NU, dan sekolah, tempat anak anggota Banser bersekolah. Hanya saja bersifat lebih tertutup tanpa mengenakan atribut Banser.
“Kalau ada permintaan pengamanan resmi dari sekolah, kami akan terjunkan personil dengan pengamanan terbuka dengan anggota Banser berseragam lengkap. Tapi di sekolah NU tanpa diminta wajib hukumnya Banser turun tangan,” pungksnya. (rus/hay)