Hari Santri Nasional
Muhammadiyah Tolak Hari Santri, MUI Cibitung: Itu Hanya Curiga Saja
Sejumlah pelajar melambaikan bendera NU saat mengikuti jalan santai dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Ahad, 18 Oktober 2015. (santrinews.com/antara)
Bekasi – Menjelang penetapan Hari Santri 22 Oktober, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cibitung, Muhidin Kamal mengajak agar umat Islam bersatu.
Menurutnya, penetapan hari santri oleh presiden membuktikan pemerintah menghormati keberadaan pesantren. Namun demikian, bukan berarti dalam hal ini membuat Islam menjadi terkotak-kotakkan di Indonesia.
“Ini bukti bahwa pesantren dihormati oleh negara, karena secara historis kaum pesantren dan bersarung banyak memberikan kontribusi kepada negara dengan sejarahnya,” katanya, Rabu, 21 Oktober 2015.
Meski muncul polemik lantaran adanya penolakan penetapan hari santri, Muhidin menganggap kelompok tersebut hanya curiga dan khawatir terjadinya perpecahan Islam. Padahal, lanjutnya, tidak ada kaitannya antara hari santri dengan Islam yang terkotak-kotakan.
“Mereka yang menolak itu hanya curiga saja, apalagi kalau dikaitkan dengan Islam nusantara, yang jelas tidak ada kaitannya antara hari santri dan Islam nusantara,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan ditetapkannya hari santri, umat muslim bisa lebih solid dan bersatu. Sehingga, tidak mudah terprovokasi dengan adanya isu sensitif yang tersebar.
Penetapan hari santri yang pada 22 Oktober besok, diharapkan Muhidin mampu membawa angin segar bagi kalangan santri untuk bisa memberantas korupsi. Selain itu, dia juga berharap agar dengan ditetapkannya hari santri umat Islam tetap mampu menjaga ketutuhannya.
“Saya harap masyarakat muslim bisa lebih solid dan tidak mudah terprovokasi dengan isu sensitif,” tandasnya. (shir/onk)