Soal Pendataan Kiai, Ketua MUI Jatim: Itu untuk Silaturahmi

Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori saat membacakan hasil sidang komisi-komisi dalam sidang pleno Munas IX MUI di Hotel Garden Palace, Surabaya, Rabu, 26 Agustus 2015 (santrinews.com/antara)
Surabaya – Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori menjelaskan, pendataan ulama dan kiai di Jatim yang dilakukan kepolisian bertujuan sebagai bahan untuk silaturahmi.
“Itu untuk kepentingan silaturahmi yang dilakukan oleh Kapolda Irjen Pol Machfud Arifin. Jadi, kalau membuat undangan ketika Kapolda atau Kapolri datang tidak salah nama,” KH Abdusshomad usai Shalat Isya’ bersama Kapolda Jatim di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu malam, 4 Februari 2017.
Para kiai, kata dia, tidak perlu resah akan pendataan itu. Dirinya juga mengatakan akan menjelaskan kepada para ulama dan kiai se-Jawa Timur. “Saya kira pendataan itu supaya kenal saja. Jadi keinginan Kapolda di Jatim untuk sekadar kenal. Tidak ada pendataan, terus mau diapakan,” tegasnya.
Menurut dia, untuk membangun negara itu diperlukan ilmunya ulama dan adilnya pejabat. Jika ulama-umaro menyatu dan bersama-sama membangun negara, maka negara akan baik.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin membantah dalam melakukan pendataan para kiai dan ulama di Jatim menggunakan anggota intel.
“Kapolres setempat harusnya yang melakukan pendataan. Harusnya Kapolres yang menjalankan karena tahu siapa kiai yang sepuh di tempatnya. Pendataan kiai dan ulama itu tujuannya juga hanya untuk bersilaturahmi sebagai pejabat baru di Jawa Timur,” tuturnya.
Sebelumnya, Machfud Arifin mengunjungi kediaman pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah di Jombang, Jawa Timur, Jumat (3/2), yang salah satunya untuk meredam umat Islam di Jatim agar tak menggelar aksi ke Jakarta terkait pendataan itu. (rus/ant)