PWNU Jabar Kibarkan Tiga Terobosan Organisasi

Ketua PWNU Jawa Barat Dr Eman Suryaman (kiri) saat berbincang dengan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri (santrinews.com/ferlita)
Cirebon – Aktivitas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat dalam masa bakti 2011-2016 bisa dibilang meraih banyak kesuksesan. Tetapi amat jarang diketahui oleh publik.
Hal itu disebabkan selama ini sosok dan peranan Ketua PWNU Jawa Barat, Dr Eman Suryaman lebih memikirkan dan bertindak konkret di lapangan. Membangun jaringan organisasi yang solid, membangun sarana infratruktur kantor, dan beragam kegiatan internal ke-NU-an secara maksimal.
“Saya sadar, setiap khidmat gerakan organisasi harus mengambil skala prioritas. NU Jawa Barat selama ini lebih memprioritaskan konsolidasi dan juga pembangunan dasar infrastruktur,” ujarnya kepada SantriNews.com di tengah-tengah perbincangan dengan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, di Cirebon, Ahad 10 Mei 2015.
“Tetapi mulai tahun ini saya dan teman-teman pengurus Wilayah siap memulai go-publik,” imbuhnya.
Eman Suryaman selama ini dikenal pegiat organisasi yang aktif, tak kenal waktu, dan nyaris tanpa keluhan. Itulah sebabnya berbagai pembangunan fisik terbilang sukses besar-besaran dan dilakukan dengan waktu yang cepat. Sebut saja misalnya kantor PWNU Jawa Barat dengan aula megah berkapasitas 1000 orang.
Di Belakang kantor itu juga terdapat dua bagunan mewah sekolah Maarif. Ia sulap sekolahan yang pinggiran dan bahkan sering kebanjiran menjadi gedung mewah.
Ada pula pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) yang sudah berjalan tiga tahun. Tahun ini, UNU akan mengembangkan fakultas kedokteran dan rumah sakit. Bahkan kerjasama dengan universitas di Beijing dengan menggulirkan fakultas studi bahasa dan kebudayaan Cina, atau yang disebut sinologi.
Prestasi itu hanya bagian dari kiprah Eman Suryaman. Belum lagi kalau mencatat beragam kiprahnya dalam mendorong pembangunan-pembangunan infrastruktur NU di berbagai daerah di Jawa Barat yang luar biasa banyak.
Namun demikian dengan rendah hati Eman masih merasa kurang maksimal sebab, menurutnya dalam organisasi pembangunan fisik hanya alat, bukan tujuan akhir.
“Sarana fisik itu penting, tetapi fisik tanpa ruh, tanpa isi, tanpa target aktivitas yang produktif bisa hanya menjebak kita mampu menyehatkan badan, tapi belum tentu sehat ruhani-nya. Ibarat kita sudah punya laptop yang bagusnya, maka software-nya juga harus optimal agar menghasilkan produktivitas yang bagus juga,” ujarnya beranalog.
Karena itu ia sekarang segera memulai gerakan-gerakan terobosan untuk mengisi khidmatnya di masa baktinya dengan beragam kegiatan visioner untuk pemberdayaan.
“Secara umum ada tiga kegiatan yang menjadi perhatian. Pertama, membangkitkan kreativitas pemikiran-pemikiran di kalangan generasi muda NU Jawa Barat.
Kedua, membangkitkan pelatihan-pelatihan untuk pemberdayaan, terutama kewirausahaan. Ketiga, menjadikan NU di berbagai daerah solid terkonsolidasi melalui ragam kreativitas.
Ketiga hal tersebut menurutt Eman Suryaman membutuhkan semacam “rumah kreativitas” tersendiri. Karena itu ia berpikir segera membangun kelompok yang solid untuk mewujudkan impiannya.
“Lembaga-lembaga dan badan PWNU Jawa Barat banyak sekali, dan untuk mengkonsolidasikan secara aktif butuh thinker sekaligus kelompok praktis semacam event organizer yang dapat mensuport masing-masing kegiatan. Targenya, sebelum idul fitri infrastruktur organizer itu selesai, dan sehabis idul fitri kita tancap gas berkegiatan,” ujarnya penuh optimis. (ferli/onk)