Santri Baru Pesantren Nurul Yaqin Jalani Masa Pengenalan
Santri baru Pesantren Tahfidz Quran Putri Hidayatullah, Madiun saat mengikuti orientasi (dok/santrinews.com)
Padangpariaman – Sebanyak 230 orang santri baru Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Ringan-Ringan Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Senin 15 September 2014, kemarin, selesai mengikuti Taqarrubun Nafsiyah (masa pengenalan diri).Â
Nafsiyah yang dimulai sejak Jumat lalu, merupakan kegiatan pengenalan santri terhadap proses belajar mengajar di Pesantren Nurul Yaqin.
Ketua Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII) Ringan-Ringan Idarussalam Tuanku Sutan, menyebutkan, kegiatan Nafsiyah penting dilakukan agar santri baru memahami proses belajar mengajar di Pesantren Nurul Yaqin. Selain itu, santri juga dibekali pengetahuan kedisiplinan, pengembangan minat dan bakat.
Kepala Tata Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo, didampingi Ketua Panitia Nafisyah Setri Suprianto Tuanku Bagindo Malin mengatakan, selama Nafsiyah berlangsung peserta diberikan materi tentang Peraturan Baris-Baris (PBB), sosialisasi berkendaraan di jalan raya dan penanaman sadar hukum dari Polres Padangpariaman.Â
Materi yang diberikan, diantaranya adalah ‘Peran santri dalam pergeseran zaman dan pembangunan daerah’ oleh Rahmat Tuanku Sulaiaman, ‘PP Nurul Yaqin dari berbagai aspek’ oleh M. Rais Tk. Labai Nan Basa, ‘Asrama Media Implementasi Imtaq dan Kebudayaan’ oleh Almunawir, ‘Rahasia santri sukses dalam menggali potensi’ oleh Ima Latunil, ‘Kesantrian dan penguatan nilai-nilai ahlussunnah’ oleh Zulhamdi Tk Kerajaan Nan Saleh.
Nafsiyah tahun ini, lanjutnya, terpilih sebagai Buya (Raja) Ahmad Fadli dan Umi (Ratu) Agustin. Keduanya terpilih dari penilaian 5 aspek, yakni kedisiplin PBB, bacaan al Quran, dakwah, bakat dan hobi. Nilai tertingginya dari aspek PBB, dakwah dan bakat. Sedangkan Agustin lebih menonjol PBB, tilawah dan dakwah.
M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo, seperti dilansir Postmetropadang, menambahkan, saat penutupan terungkap ada santri yang sudah hafal 5 juz Alquran. Beberapa santri baru tersebut juga ada hafal 1 juz.
“Tahun ini Nurul Yaqin mencoba menerapkan kepada santri one day one ayat. Artinya masing-masing santri menghafal 1 ayat, setiap hari,” katanya yang juga mantan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Padangpariaman ini.
Dikatakan, selama ini Nurul Yaqin memprioritaskan pemahaman dan membaca kitab bagi santrinya. Sehingga hafalan ayat Alquran kurang diprioritas. Program one day one ayat, salah satu upaya meningkatkan hafalan santri. Program ini dikhususkan pada tingkat tsanawiyah. Sedangkan di tingkat aliyah, lebih difokuskan hafalan syair.
“Syair merupakan  dasar kajian ilmu alat dalam memahami kitab-kitab kuning,” tandasnya. (jaz/onk)