STAI Al Fithrah Surabaya Gelar Wisuda ke-10 Secara Daring

Surabaya – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fithrah Surabaya kembali melaksanakan wisuda di Aula kampus yang berada di Jalan Kedinding Surabaya itu, Ahad, 24 Oktober 2021. Seperti pada tahun sebelumnya, wisuda ke-10 tahun ini dilaksanakan secara daring atau virtual karena pandemi Covid-19 belum sepenuhnya membaik.
Para wisudawan yang berada di rumah mengikuti acara dengan memakai aplikasi zoom kecuali wisudawan terbaik.
Acara wisuda tersebut dihadiri langsung oleh sejumlah kiai, ulama, dan habaib, seperti Habib Musthofa al-Jufri dan KH Hilmi Basyaiban, serta beberapa pengurus Yayasan Al-Khidmah Indonesia, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan mencuci tangan sesuai arahan Satgas Covid Surabaya.
Pada wisuda ke 10 ini STAI Al Fithrah berhasil meluluskan 93 mahasiswa dan mahasiswi. Rinciannya, 8 mahasiswa dan 2 mahasiswi Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT), 13 mahasiswa dan 5 mahasiswi Prodi Akhlak dan Tasawuf (AT), 20 mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), 10 mahasiswa dan 22 mahasiswi Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), serta 6 mahasiswa dan 6 mahasiswi Prodi Perbankan Syariah (PS).
Wisudawan terbaik diraih Muhammad Faridh dari Prodi IAT dengan IPK 3.59. Kemudian disusul Luluk Safitri dari Prodi PGMI dengan IPK 3.58, Asep Saiful Rohman dari Prodi AT dengan IPK 3.57, Aula Mufarrohah dari Prodi MPI dengan IPK 3.56, dan Fitri Nurkholifah dari Prodi Perbankan Syariah dengan IPK 3.31.
Dalam sambutannya, Ketua STAI Al Fithrah Surabaya Dr Rosidi, M.Fil.I berpesan kepada para wisudawan dan wisudawati untuk tidak pernah berhenti belajar.
“Wisuda bukanlah purna tugas untuk berhenti belajar,” kata Rosidi.
Ia meminta wisudawan agar ilmu yang didapatkan di bangku kuliah untuk bisa digunakan membantu dan menyelesaikan problem yang dihadapi masyarakat. “Menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang semakin kompleks dimasa depan,” pesannya.
Menuru Rosidi, belajar adalah sebuah peristiwa mental atau sebuah proses internal yang tidak hanya melibatkan stimulus dan respon, melainkan lebih dari itu belajar adalah aktifitas yang melibatkan proses berpikir secara kompleks yang juga dipengaruhi oleh proses mental.
“Melalui wisuda sarjana ini, sepaket kurikulum memang telah terselesaikan. Namun karena secara bahasa kurikulum berasal dari akar kata kurir yang berarti pengantar surat, maka hari ini kurir tersebut tidak boleh berhenti, ia harus terus bergerak,” paparnya.
Dengan demikian, lanjut dia, makna kurikulum sebenarnya adalah sebagai sebuah proses perjalanan yang tidak pernah berakhir. Melalui satu penyelesaian kurikulum ini, artinya telah didapatkan satu paket kompetensi yang menjadi bekal perjalanan selanjutnya. (red)