4 November dan Fatwa Habib Umar

Hari-hari ini kita terpanaskan oleh sosok ibu kota Jakarta. Sebab adanya dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh segelintir orang. Berakibat pada ramainya rakyat untuk menurunkan dan memenjarakan sang pelaku. Puncak demonstrasi pada 4 November 2016, dipusat ibu kota.
Berbagai fatwa tentang anjuran dan larangan aksi demo. Dan yang paling ditunggu-tunggu fatwa tersebut adalah dari guru mulia Al Habib Umar bin Hafidz, jutaan mata terpandang dan tertuju, pada jasad beliau yang mulia saat ceramahnya di Masjid Istiqlal, Senin 31 Oktober 2016. Menunggu komentar tentang boleh dan tidaknya berdemo. Sayangnya ada sekelompok orang yang justru memanfaatkan fatwa beliau sehingga tidak pas pada kalam dan tujuan yang Habib Umar maksudkan.
Kebetulan kami alumni Hadramaut yang tergabung dalam kumpulan Al Wafa’ bi Ahdillah, maka hari ini telah resmi dikeluarkan statemen tentang aksi 4 November 2016, dengan susunan lengkap bahasa arab dan terjemahnya.
Berikut surat resmi yang dikeluarkan oleh Al Wafa’ bi Ahdillah.
Pendapat dan Pesan Habib Umar berkaitan dengan Demonstrasi tanggal 4 November 2016 yang akan dilakukan umat Islam di Indonesia
وجدنا تساؤلات عند كثير من أهل أندونسيا هل نخرج ÙÙŠ مظاهرة أو لا نخرج ØŸ
Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia, “Apakah kami sebaiknya turut serta berdemonstrasi ataukah tidak?”
والأصل أن كل ما لم يدخل ØªØØª نهي الشرع ولم يخال٠القانون القائم من خروج ومن عدم خروج يجب أن ينضبط الكل بضوابط الشرع المصون وبما يستند إلى النظام القائم ÙÙŠ البلد بØÙŠØ« لا يؤدي ذا ولا ذا لاختراق صÙو٠المسلمين Ùˆ Ø§Ù„ØªØØ±ÙŠØ´ بينهم.
“Pada dasarnya segala sesuatu yang tidak dilarang oleh syariat dan tidak melanggar peraturan pemerintah yang berlaku, – dalam urusan berdemonstrasi maupun tidak – pada semua hal tersebut haruslah mengikuti ketentuan syariat dan aturan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Demikian sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada agama maupun negara yang menimbulkan perpecahan serta permusuhan diantara sesama umat Islam.”
Ùكل ما ÙƒÙله قانون البلد من ØØ±ÙŠØ© الناس عن تعبيرهم ÙÙ„ÙŠÙØ¹ÙŽØ¨ÙŽÙ‘ر عن ذلك بالطريقة السÙلْمية التي لا تؤدي إلى هلاك البلد Ùˆ ÙØ³Ø§Ø¯Ù‡
“Dalam masalah ini, apapun yang telah dijamin oleh undang-undang negar terkait kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka, maka hendaknya dilakukan dengan cara yang damai yang tidak menimbulkan kehancuran dan kerusakan di negeri itu.”
Ùيجب أن يتÙÙ‚ المسلمون على وجوب تعظيم شعائر الله وآيات الله وهم ÙÙŠ دين٠علَّمهم أن لا يسبÙّوا أصنام Ø§Ù„ÙƒÙØ§Ø± ØØªÙ‰ لا يسب Ø§Ù„ÙƒÙØ§Ø±Ù الإلهَ الØÙ‚
“Maka, umat Islam wajib bersepakat untuk mengagungkan syiar-syiar Allah dan ayat-ayat-Nya. Dan umat Islam berada dalam sebuah agama yg mengajarkan agar tidak mencaci sesembahan orang kafir agar orang kafir tidak membalas dengan mencaci Allah Yang Maha Benar.”
ولا يجوز لمن خرج ÙÙŠ مظاهرات أن يعتدي على Ø£ØØ¯ صغيرا كان أو كبيرا أو ÙŠÙهدّم شيئا ليس له تهديمه كما لا يجوز أن يسب من لم يخرج، ومن لم يخرج لا يجوز له أن يسب الذي خرج. ولْيعلم أنه متÙÙ‚ معهم ÙÙŠ الأصل. وهذا التÙكير كي٠يعبرون ØŸ لهم Ùيه نظرات واجتهادات
“Mereka yang memutuskan ikut berdemonstrasi tidak boleh melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Atau merusak sesuatu yang tidak boleh dirusak. Sebagaimana tidak diperkenankan juga untuk mencaci orang-orang yang tidak ikut berdemonstrasi.”
“Adapun orang-orang yang tidak berdemonstrasi juga tidak diperbolehkan mencaci orang yang berdemonstrasi.”
“Dan hendaklah kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai prinsip dan landasan yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Karena memiliki pandangan dan pertimbangan yang berbeda.”
كما أنه لا ØÙ‚ ÙÙŠ ØÙƒÙˆÙ…Ø© تَكْÙÙŽÙ„ ØØ±ÙŠØ§Øª الناس أن تضربهم بغير ØÙ‚ أو أن تعتدي عليهم Ùلا ØÙ‚ لهم كذلك أن يعتدوا على بعضهم البعض ولا على الØÙƒÙˆÙ…Ø© ( ان الله لا ÙŠØØ¨ المعتدين ) ( ولا عدوان إلا على الظالمين)
“Sebagaimana juga tidak diperbolehkan bagi pemerintah untuk mengekang kebebasan rakyatnya dalam mengekspresikan aspirasi mereka dengan menggunakan kekerasan tanpa alasan yang benar. Atau menyakiti orang yang berdemonstrasi tersebut.”
“Begitu pula tidak diperbolehkan bagi mereka yang berdemonstrasi untuk saling menyakiti diantara mereka. Ataupun menghujat pihak pemerintah. Sebagaimana firman Alloh SWT ; (“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” QS. 2 : 19). (“Dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang orang yang zalim” QS. 2 : 193).
ونقول للذي خرج ثم تسبب ÙÙŠ إظهار البغضاء والشØÙ†Ø§Ø¡ وسب Ø£ØØ¯Ø§ من الذين لم يخرجوا واتهمهم ÙÙŠ دينهم على غير بينة، ليتك لم تخرج ÙˆØÙظت المسلمين من هذا الشر الذي تسببت Ùيه
“Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan diantara sesama umat Islam, serta memunculkan cacian terhadap orang yang tidak berdemonstrasi dan berprasangka buruk terhadap agama mereka tanpa bukti nyata, maka lebih baik bagi kalian untuk tidak keluar berdemonstrasi demi menjaga kebaikan kaum Muslimin sehingga tidak menimbulkan keburukan dan penistaan.
ونقول لمن لم يخرج ثم أخذ يسب الخارجين وتسبب ÙÙŠ ÙØ±Ù‚Ø© وشتات أو مضاربة، ليتك خرجت ولم ØªÙŽØ³ÙØ¨ÙŽÙ‘ Ø£ØØ¯Ø§ ولم ØªÙØ³ÙŽØ¨Ùّب هذه المشكلة
“Kami sampaikan kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi apabila mereka mencaci orang-orang yang berdemonstrasi sehingga menimbulkan permusuhan, perpecahan dan pertengkaran (diantara kaum Muslimin), maka lebih baik bagi kalian untuk turut berdemonstrasi tanpa mencaci orang lain dan tidak menimbulkan dampak buruk.”
ونقول لمن خرج ومضى ÙÙŠ طريق السلم ولم يبعث شقاقا ولا اعتداءا لك اجتهادك Ùˆ نيتك أمرها إلى الله تبارك Ùˆ تعالى
Dan kami sampaikan kepada mereka yang turut berdemonstrasi dengan cara yang santun dan damai serta tidak menimbulkan permusuhan dan penistaan, “Bagimu ijtihadmu dan niatmu, dan semua itu kembalinya kepada Allah SWT.”
ونقول للذي لم يخرج ولم يتسبب ÙÙŠ سب ولا شتم ولا Ø¥ØØ¯Ø§Ø« شق بين المسلمين أصبتَ وأنت أقرب إلى السلامة Ùلا تترك ØØ³Ù† الدعاء والتضرع ÙÙŠ ØµÙ„Ø§Ø Ø§Ù„Ø¨Ù„Ø§Ø¯ والعباد وإذا جاء دورك ÙÙŠ انتخاب أو غيره ÙØ§ØØ°Ø± أن تنتخب إلا من يتقي الله وإن صوتك أمانة
Kami sampaikan pula kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi dan tidak menjadi sebab timbulnya cacian, celaan dan perpecahan antara umat muslim, “Perbuatanmu sudah benar dan engkau lebih dekat dengan keselamatan. Jangan lupa berdoa dengan penuh harap dan bersimpuh dihadapan Allah memohon kebaikan bagi umat dan negeri ini.”
“Dan apabila telah datang giliranmu untuk memilih pemimpin, hendaklah engkau tidak memilih pemimpin kecuali orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Sebab hak pilihmu adalah amanat.”
ÙØ¥Ù† بدا لك ÙÙŠ المرشØÙŠÙ† من تعلم أنه يتقي الله تبارك وتعالى ÙØ¯ÙˆÙ†Ùƒ وهو. وإن التبس الأمر عليك ÙØ§Ø±Ø¬Ø¹ إلى من تثق به من أهل علم الخشية والخو٠من الله الذين لا غرض لهم ÙÙŠ الدنيا لتنظر أهون الشرين أو من هو أقرب إلى Ù…ØµÙ„ØØ© الناس ÙØ¥Ù† التبس الأمر عليك ÙØ§Ø¹ØªØ²Ù„ الكل.
هذا الذي Ùهمناه من هدي هذا المصطÙÙ‰ وهدي Ø§Ù„ØµØØ§Ø¨Ø© والتابعين
“Apabila tampak bagimu bahwa diantara para kandidat ada orang yang bertakwa kepada Allah maka pilihlah dia.”
“Namun apabila engkau ragu, maka mintalah pendapat kepada orang yang engkau percayai dari orang-orang yang berilmu dan punya rasa takut kepada Allah, yang tidak memiliki sedikitpun kepentingan duniawi, agar ia bisa menunjukkan kepada kalian mana perkara yang lebih ringan diantara dua hal yang buruk tersebut, atau siapa yang lebih bermanfaat untuk kepentingan manusia. Namun jika masih samar bagimu hal itu maka tinggalkanlah semuanya.”
“Inilah yang kami fahami dari ajaran Rasulullah, sahabat dan para tabi’in.”
ولا ينتظر منا Ø£ØØ¯ من الØÙƒÙˆÙ…ات ولا من Ø§Ù„Ø£ØØ²Ø§Ø¨ ولا غيرهم من بقية الشعب أن ندعو إليهم ÙØ¥Ù† علينا العهد أن لا ندعو إلا إلى الله.
“Dan kepada pemerintah, partai maupun rakyat manapun, janganlah kalian menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Karena kami telah memiliki komitmen untuk tidak mengajak manusia kecuali kepada Allah semata.”
ونخا٠أن يسود الوجه إذا خرجت كلمة نريد بها رضاء ØÙƒÙˆÙ…Ø© أو Ø£ØØ²Ø§Ø¨ أو شعب دون رضى الرب جل جلاله نخا٠أن يسود بها الوجه يوم القيامة.
“Kami takut bahwa wajah kami akan dihitamkan apabila keluar ucapan dari kami yang bertujuan untuk mencari ridho pemerintah, partai atau golongan manapun dan bukan ridho Allah. Sekali lagi, kami takut akan dihitamkan wajah kami kelak di hari kiamat.”
وهذا سبيل قدوتنا ونبينا {قل هذه سبيلي أدعو إلى الله}. Ùندعو إلى الله جميع Ø§Ù„Ø£ØØ²Ø§Ø¨ والØÙƒÙˆÙ…ات والشعوب. بل نقول للموجودين من غير المسلمين، ØÙƒÙ…وا العقل ÙˆØ§Ù„ÙØ·Ø±Ø© ولا ÙŠØ¤Ø«ÙØ± Ø£ØØ¯ÙƒÙ… Ù…ØµÙ„ØØ© شخص على Ù…ØµÙ„ØØ© عموم البلاد. ÙØ¥Ù†Ù‡ إذا تصر٠هكذا ÙÙŠ وقت Ùلا بد أن يأتيه وقت ينقلب الأمر عليه وينعكس Ø§Ù„ØØ§Ù„ Ùمهما رغبت ÙÙŠ الدنيا وطمعت ÙÙŠ كسبها Ùلا تجعلها سببا لإيذاء الآخرين وإيقاع الضر بالعموم.
Dan inilah jalan panutan kami, Nabi kami Muhammad SAW. (“Katakanlah inilah jalanku, aku mengajak manusia kepada Allah.” QS. 12 : 108). “Kami mengajak semua partai dan semua pemerintahan dan rakyat hanya kepada Allah.”
Bahkan kami sampaikan kepada orang-orang yang non muslim : “Gunakan akal dan fitrah kalian, dan janganlah kalian mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara. Karena sesungguhnya bila kamu bertindak demikian maka akan datang suatu masa dimana keadaan akan berbalik. Dan kondisi akan terbalik. Seandainyapun kamu sangat menginginkan dunia, dan tamak dalam meraihnya, maka jangan sampai menyebabkan orang lain tersakiti dan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat banyak.”
ونقول أنت عائش ÙÙŠ بلد الأغلبية Ùيه مسلمون من قرون ولك الشر٠أن تعيش بين المسلمين عقلت أو لم تعقل ÙØ±Ø§Ø¬Ø¹ Ù†ÙØ³Ùƒ ÙÙŠ Ø§Ù„ØØ³Ø§Ø¨.
وأما إذا أردت مغالبة الكثرة وذلة أهل الإيمان بالله Ùلا بد أن يذلك الذي آمنوا به ÙÙŠ الدنيا قبل الآخرة.
“Kami sampaikan bahwasannya kalian (non muslim) hidup di negeri yang mayoritas muslim semenjak berabad lalu. Dan ini adalah suatu kehormatan bagi kalian hidup di antara mereka, baik kalian sadari maupun tidak. Maka hendaklah kalian melakukan introspeksi diri.”
“Dan apabila kalian orang-orang kafir berusaha mengalahkan yang mayoritas, yaitu Islam, dan merendahkan orang-orang yang beriman, maka kalian pasti akan dihinakan oleh Allah di dunia ini sebelum di akhirat.”
وهذه مهمة أهل الدين أن يدعو الكل إلى رب العالمين. وليس العلماء بضائع تشترى بقليل ولا كثير.
Dan ini adalah tugas tokoh agama untuk mengajak semua kalangan kepada Allah semata, dan Ulama bukanlah barang dagangan yang bisa dibeli dengan harga murah ataupun mahal.
وجاء بعض السلاطين تائبا من سلطنته إلى الإمام Ø§Ù„ØØ³ÙŠÙ† ابن الشيخ أبي بكر بن سالم يقول ضع من تشاء ÙÙŠ السلطنة وأنا تبت إلى الله لأغنم باقي عمري. Ùقال لو كانت السلطنة والإمارة وسلطة الدنيا ØªØµÙ„Ø Ù„Ù„Ø¯ÙˆØ§Ø¨ ما ارتضيتها لدابَّتي.
Dahulu sebagian pejabat pemerintahan datang kepada Imam Husein Bin Syekh Abi Bakar bin Salim dalam keadaan bertaubat seraya berkata: “Angkatlah siapapun orang yang engkau inginkan untuk memegang jabatan ini. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah agar aku mendapatkan anugerah dalam sisa umurku.” Beliau menjawab : “Apabila pemerintahan dan jabatan di dunia layak untuk diemban oleh hewan, niscaya aku tidak ridho diemban oleh hewan yang aku miliki.”
من ØÙ…Ù„ Ø®Ù„Ø§ÙØ© الوØÙŠ ÙˆØ®Ù„Ø§ÙØ© نور النبوة أيغترÙÙ‘ بهذا الØÙƒÙ… الظاهري ØŸ
ÙØ§ØºÙ†Ù…وا بركة المجلس ووجهة قلوبكم إلى من جمعكم ØØªÙ‰ لا ÙŠÙ†ØµØ±Ù Ø£ØØ¯ÙƒÙ… إلا وهو يريد وجهه.
“Apakah manusia pengemban amanah wahyu dan amanah cahaya kenabian akan tertipu oleh jabatan duniawi semacam ini?” Maka manfaatkanlah oleh kalian keberkahan majelis ini dan tujukkanlah hati kalian kepada Dzat yang telah mengumpulkan kalian, sehingga tidaklah seseorang dari kalian pulang kecuali hanya mengharapkan ridha Allah SWT.”
توجهنا إليك متذللين بين يديك جنب إندونسيا وأهلها Ø§Ù„ÙØªÙ† والبلايا واجعل النصر Ùيها للØÙ‚ والهدى وسنة المصطÙÙ‰ وانشر بأهلها الدين ÙÙŠ مشارق الأرض ومغاربها ÙˆØ§Ø¯ÙØ¹ عنا شر أهل الهوى واجعل هوانا تبعا لما جاء به نبيك.
“Dan kami menghadap kepada-Mu, Ya Allah, dalam keadaan merendahkan diri kami untuk urusan negeri Indonesia ini dan penduduknya, dari fitnah-fitnah dan musibah.”
“Berikanlah kepada mereka kemenangan dalam menjunjung kebenaran, petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW dan sebarkanlah agama Islam kepada semua penduduk negeri baik di timur maupun di barat, dan jauhkanlah kami dari keburukan orang-orang yang penuh hawa nafsu. Jadikan hawa nafsu kami mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi-Mu.”
ومن أراد أن ينقل كلامنا ÙÙŠ هذا الموضوع Ùلينقله بكامله. ÙØ¥Ù† أهل الهوى يلعبون بكلام العلماء وبكلام الله ÙˆÙŠØØ°Ùون هذا ويأتون بهذا. ليصوروهم بالصورة التي يريدونها ÙÙŠ تØÙ‚يق أغراضهم.
“Barang siapa yang ingin menukil (mengutip) pernyataan kami tentang hal ini , hendaknya ia menukilnya dengan lengkap.” “Sebab orang-orang yang dikuasai hawa nafsu senantiasa memelintir ucapan para Ulama – bahkan (memelintir) firman Allah – dengan menghapus sebagian dan menambah sebagian yang lain. Tidak lain untuk menciptakan gambaran sesuai keinginan mereka demi mewujudkan tujuan mereka.”
ونقول للجميع لا تنتظروا منا أن ندعو إليكم ولكن انتظروا منا أن ندعوكم إلى الله وندعوا الله لكم وكلنا عبيده Ùقراء إليه وإليه مرجعنا
(إن الينا إيابهم ثم إن علينا ØØ³Ø§Ø¨Ù‡Ù…)
“Kami sampaikan kepada semua, janganlah menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Akan tetapi, nantikanlah kami untuk mengajak kalian semua kepada Allah.”
“Dan kami mendoakan kalian semua. Kita semua adalah hamba Allah, sangat butuh kepada-Nya, dan hanya kepada Allah kita kembali.”
(“Sesungguhnya hanya kepada Kami mereka kembali, kemudian Kami yang akan menghisab mereka.” QS. 88 : 26)
Diterjemahkan dan edarkan resmi oleh Majelis Al-Wafa’ bi ‘Ahdillah.
Semoga kita bijak dalam menanggapinya. Wallahul Musta’an. (*)
Salam Takdzim
Ahmad Zain Bad
An Nur 2 Bululawang Malang.