Cara Gus Dur Menghadapi Masalah

Dalam hidup ini, kita tidak terlepas oleh yang namanya masalah. Karena masalah adalah sebuah sunnatullah yang berjalan diatas buminya. Kehidupan bagai roda yang terus berputar. Adakalanya jatuh ke bawah dan adakalanya moncer melejit ke atas. Begitulah lika-liku dunia.
Menyikapi permasalah ada baiknya kita mengaca dan meneladai sosok Presiden ke 4 Indonesia Alm KH Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil dengan Gus Dur.
Masalah itu ada dua. Kata beliau. Pertama, adalah masalah yang dapat diselesaikan. Namun, kata Gus Dur, itu bukanlah suatu masalah, karena dapat diselesaikan.
Kedua, masalah yang tidak dapat diselesaikan. “Untuk masalah yang tidak dapat diselesaikan, jangan diambil pusing untuk dipikirkan. Kan tidak dapat diselesaikan.”
Memahami kalimat tersebut sangat dalam maknanya. Bahwa apapun masalahnya, solusinya adalah berusaha dan yang terakhir adalah tawakkal dan kepasrahan apapun yang terjadi.
Seiring dengan itu Syekh Abdul Qadir al Jaelani berfatwa, kebetulan juga tadi malam saya mengikuti Manaqib Qubro di Lekok Pasuruan yang rutin setiap malam Jumat legi, yang sudah diistiqomahkan hampir 40 tahun yang lalu;
لاتختر جلب النعماء ÙˆÙ„Ø§Ø¯ÙØ¹ البلوى ÙØ§Ù† النعماء
واصلة اليك بالقسمة استجلبتها ام لا ØŒ والبلوى ØØ§Ù„Ø© بك وان كرهتها سلم لله ÙÙŠ الكل ÙŠÙØ¹Ù„ ما يشاء ÙØ§Ù† جائتك النعماء ÙØ§Ø´ØªØºÙ„ بالذكر والشكر، وان جائتك البلوى ÙØ§Ø´ØªØºÙ„ باالشكر والمواÙقة. وان كنت اعلى من ذالك ÙØ§Ù„رضا والتلذذ، واعلموا ان البلية لم تأت المؤمن لتهلكه، وانما اتته لتخبره
Janganlah kamu bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula kamu mencoba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh Allah untukmu, baik sengaja mencarinya maupun tidak.
Malapetaka itupun akan datang menimpamu, baik kamu membencinya, maupun kamu mencoba menghindarkannya. Jika datang kepadamu keuntungan/kenikmatan maka sibuklah dengan dzikir dan senantiasa syukur kepada-Nya, dan jika datang padamu bala’ bersabarlah dan terimalah dengan rela dan anggaplah bahwa itu suatu kenikmatan yang seharusnya disyukuri.
Ketahuilah bahwa datangnya bala’ bukan untuk merusak seorang mukmin akan tetapi kedatanggannya adalah sebuah ujian yang akan menaikkan pangkat dan derajat.
Semoga kita menyadari akan hal itu
Teriring dengan sabda mulia Rasul SAW:
.عَجَبًا Ù„ÙØ£ÙŽÙ…Ù’Ø±Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùن٠إÙنَّ أَمْرَه٠كÙلَّه٠خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ Ù„ÙØ£ÙŽØÙŽØ¯Ù Ø¥Ùلَّا Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùن٠إÙنْ أَصَابَتْه٠سَرَّاء٠شَكَرَ Ùَكَانَ خَيْرًا Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽØ¥Ùنْ أَصَابَتْه٠ضَرَّاء٠صَبَرَ Ùَكَانَ خَيْرًا Ù„ÙŽÙ‡Ù
Perkara orang mukmin sangat mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.”
Wallahul Musta’an
Tetap fresh dan semangat dalam menjalani hidup.
Seperti kata pepatah Jawa; Orep mung pisan, digawe seng tenanan.
Salam Takdzim.
Ahmad Zain Bad.
AnNur II Bululawang Malang.