Perselingkuhan Amerika dan Kaum Islamis-Konservatif

Oleh: Sumanto Al Qurtuby
Anggapan yang mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat itu pro-kelompok liberal dan anti-kelompok konservatif itu fitnah, keliru besar, dan sama sekali tidak valid. Yang benar dan valid adalah mereka pro kepada siapa saja dan kelompok mana saja””progresif-liberal kek, fundamentalis-konservatif kek-yang bersedia bekerja sama dan kongkalikong untuk “kepentingan nasional” Amerika.
Itulah garis-garis besar haluan negara Amerika dalam hal kebijakan politik luar negeri. Itu terjadi sejak dahulu kala dan menguat sejak Perang Dingin antara “Blok Komunis” dan “Blok Kapitalis”. Amerika bekerja sama dengan siapa saja asal menguntungkan buat mereka.
Ingat, Amerikalah yang mengfasilitasi dan mengtraining kaum Mujahidin di Afganistan (baik yang berasal dari kawasan Arab maupun suku-suku lokal Afganistan), termasuk para gembong jihadis seperti Abdullah Azam (dan muridnya, Osama Bin Laden), pada waktu perang melawan “Tentara Merah” Soviet sejak awal 1980-an.
Amerika juga bekerja sama dengan berbagai “faksi Islamis” di Arab dan Timur Tengah untuk memuluskan jalan bagi kepentingan ekonomi-politik domestik mereka.
Jadi, Anda jangan percaya terhadap omongan dan propaganda sejumlah tokoh dan kelompok Islamis-konservatif di Indonesia yang sok anti-Amerika. Mereka yang gemar teriak-teriak anti Amerika yang “kafir-Zionis” dan menuduh pihak lain sebagai antek Amerika itu bisa jadi justru mereka sendirilah yang pro dan antek Amerika. Ingat itu baik-baik ya?.
Sekarang kalian lihat apakah ada di antara mereka yang bersuara lantang di mimbar-mimbar dan forum-forum pengajian membantu pemerintah melawan arogansi Freeport? Apakah ada di antara mereka yang gigih demo akbar membela kedaulatan RI dari intervensi dan rongrongan asing yang sering mereka gembar-gemborkan itu? Apakah ada diantara mereka yang semangat menggalang massa guna melawan kepongahan Freeport yang sudah sekitar setengah abad mengeruk kekayaan Papua?
Kalian gak lihat kan? Pergi kemana mereka-para politisi sok agamis, dai seleb, ustad karbitan, dan komandan ormas tukang demo itu kok sepertinya pada ngumpet di “kebun pisang”? Apakah membisunya mereka itu lantaran ada sejumlah elit dari kelompok mereka yang menjadi “pion”-nya Freeport? Kalian tahu sendirilah jawabannya.
Sekali kutu kupret tetap kutu kupret meskipun kau hias dan bungkus tubuhmu dengan simbol-simbol dan “pakaian-pakaian keagamaan”“¦ (*)