Ide Donald Trump Kontrol Muslim Amerika Dikecam Banyak Pihak

Donald Trump, Setya Novanto dan Fadli Zon saat berada di Amerika. (santrinews.com/dmc)

Washington – Donald Trump, calon presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) 2016 dari Partai Republik, jadi bulan-bulanan kecaman sejumlah pihak, terutama para lawan politiknya karena gagasan kontroversial. Donald Trump ingin membuat database untuk melacak dan mengontrol semua muslim AS jika dia terpilih sebagai Presiden AS.

Ide itu disampaikan Donald Trump pekan lalu, dan dia mengkonfirmasi kembali saat berkampanye di jalan. “Saya pasti akan menerapkan itu. Benar-benar (menerapkan),” kata Trump kepada NBC, merujuk pada gagasan database semua muslim AS.

“Ini semua tentang manajemen,” lanjut Trump. “Negara kita tidak memiliki manajemen,” katanya lagi. “Kita harus menghentikan orang-orang yang datang ke negara kita secara ilegal.”

Ide Trump ini dikecam tak hanya lawan politik dari Partai Demokrat, sesama Capres AS dari Partai Republik yaitu, Jeb Bush, juga mengkritik gagasannya. “Anda berbicara tentang interniran, Anda berbicara tentang menutup masjid, Anda berbicara tentang mendaftar orang. Itu salah. Saya tidak peduli tentang kampanye,” katanya kepada CNBC, yang dilansir Senin, 23 Nopember 2015. Ini bukan pertanyaan tentang ketangguhan. Ini untuk memanipulasi kecemasan rakyat dan ketakutan mereka. Itu bukan kekuatan, itu kelemahan, lanjutnya.

Komunitas masyarakat Amerika-Islam mengecam ide Capres Partai Republik itu dan dianggap mirip dengan apa yang dilakukan Nazi di Jerman di masa silam.

Juru bicara nasional untuk Dewan Hubungan Amerika-Islam, Ibrahim Hooper, mengatakan dia tidak bisa merenungkan ide Trump soal database semua muslim AS. “Kami kehilangan kata-kata,” ucapnya. “Apalagi yang bisa anda bandingkan untuk ini kecuali untuk pra-perang Nazi Jerman? Tidak ada perbandingan lain, dan (Trump) tampaknya berpikir itu sangat oke,” lanjut dia.

Direktur eksekutif non-profit Interfaith Alliance, Rabbi Jack Moline, juga menggemakan sentiment dari ide Trump. “Ayah saya ada dalam Perang Dunia II, dan ia berjuang untuk melestarikan Amerika terhadap apa yang Nazi lakukan,” katanya.

Para Capres AS lain yang merupakan lawan politik Trump juga ramai-ramai mengecam gagasan itu. Capres AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, misalnya melalui twitter menyatakan bahwa gagasan rival politiknya itu “mengejutkan”.

“Ini harus dikecam oleh semua yang ingin memimpin negeri ini,” kata Hillary yang merupakan istri mantan Presiden Bill Clinton. (nabil/arh)

Terkait

Dunia Lainnya

SantriNews Network