Akidah Pengungsi Muslim Suriah Terancam

Jakarta – Imam mesjid di As, Shamsi Ali memgatakan, pergolakan politik dan perang saudara sesama Muslim di Suriah telah mencapai titik yang cukup memprihatinkan.
Menurut dia, serangan udara ke kota Aleppo yang telah menewaskan banyak korban jiwa dan anak-anak berada dalam ancaman ketakutan. Mereka hanya memiliki pilihan, pergi sebagai migran atau meninggal di tanah kelahiran.
“Mereka mengungsi ke Eropa, bukan karena alasan Eropa itu baik. Tapi pertanyaanya kenapa negara-negara Muslim tidak mau terbuka dengan pengungsi Suriah, hanya Yordania dan Turki saja yang membuka bagi pengungsi Suriah,” ujarnya usai memberikan ceramah di Masjid Universitas Indonesia, Jumat, 19 Agustus 2016.
Tokoh Muslim AS itu merasa miris dengan diamnya dunia Islam dan Indonesia terhadap derita Muslim di Suriah.
Ia menganggap negara-negara Teluk juga belum bisa membuka diri, sehingga pilihan banyak migran Muslim Suriah mengungsi ke Eropa seperti Yunani dan Jerman. Padahal, di sana mereka bisa terancam secara akidah.
“Jerman misalnya ada bantuan kemanusiaan yang ada embel-embel perpindahan akidah yang terjadi,” ujarnya.
Bukan hanya itu, menurutnya serangan dan pertempuran dua kelompok di Suriah antara pemerintah dan oposisi yang dibekingi Amerika Serikat (AS) dan Rusia juga luput dari pantauan Indonesia. Padahal Indonesia yang berlandaskan nilai kemanusiaan.
Shamsi beranggapan diamnya dunia Islam dan khsusunya Indonesia, karena merasa ini pertarungan dua kekuatan besar dunia, AS dan Rusia. Sehingga tidak ada dunia Islam, termasuk Indonesia berani memberi perhatian di sini. Sedangkan masyarakat dan muslim Suriah sudah berada dalam penderitaan di titik nadirnya.
Sementara dunia Islam terbagi-bagi, ada sebagian yang memilih netral seperti Indonesia yang berpaham politik bebas aktif. Tidak mau berpihak ke AS atau ke Rusia, akhirnya memang Indonesia hanya diam dengan tragedi kemanusiaan di Suriah. (us/rol)