Konflik Suriah
Suriah Ancam Persenjatai Hisbullah Lawan Israel
Istambul – Serangan bom mobil yang menewaskan 20 orang di kota perbatasan selatan Turki dan Suriah pada Sabtu, 11 Mei 2013, diyakini terkait konflik Suriah atau proses perdamaian Turki dengan kelompok militan Kurdi.
“Kita memasuki masa-masa yang peka, kita memasuki masa baru proses penyelesaian masalah Kurdi. Mereka yang tidak dapat menyelami era baru ini … dapat melakukan tindakan seperti ini,” kata Perdana Menteri Tayyip Erdogan, dalam komentar yang ditayangkan televisi Turki, seperti dilansir ANTARA.
“Masalah yang peka lainnya adalah Provinsi Hatay —tempat ledakan terjadi — adalah perbatasan dengan Suriah, sehingga aksi ini bisa saja dilakukan untuk mengipasi masalah yang peka ini,” katanya, sebagaimana diberitakan Reuters.
Sebelumnya, pada Kamis 9 Mei 2013, Suriah mengancam akan melakukan tindakan segera terhadap serangan baru Israel, dua hari setelah laporan tentang adanya dua serangan terhadap target-target Hisbullah.
Ancaman itu dikeluarkan saat sekutu Suriah di Lebanon, Hisbullah, mengatakan Damaskus akan mempersenjatai mereka dengan senjata yang berubah-ubah. Demikian seperti dilaporkan AFP.
Damaskus juga menyambut baik prakarsa Amerika Serikat-Rusia untuk menemukan panyelesaian politik guna mengakhiri perang saudara di Suriah yang berlangsung dua tahun.
Namun demikian, Damaskus menolak tuntutan Washington bahwa Presiden Bashar al-Assad perlu mengundurkan diri.
Damaskus juga mengatakan pihaknya siap menerima tim Perserikatan Bangsa-bangsa yang akan memeriksa klaim tentang adanya penggunaan senjata kimia di Suriah.
Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan AFP, Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Muqdad mengatakan bahwa “perintah telah dikeluarkan untuk melakukan tindakan segera terhadap serangan baru Israel tanpa harus menunggu perintah (tambahan) dari pimpinan yang lebih tinggi, dan bahwa pembalasan kami akan kuat dan menyakitkan terhadap Israel.”
Sumber-sumber Israel mengatakan bahwa serangan-serangan yang dilancarkan pada Jumat dini hari 10 Mei 2013 diarahkan ke ikatan persenjataan untuk kelompok Syiah Lebanon, Hisbullah. Namun Muqdad membatahnya.
“Mereka sama sekali tidak mencapai sasaran dan mereka berbohong tentang apa yang mereka katakan bahwa mereka menyasar Hisbullah,” ujarnya.
“Suriah tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi lagi,” tambahnya.
Di Beirut, pemimpin Hisbullah Hassan Nasrallah mengatakan Suriah akan memasok pergerakannya dengan “senjata yang berubah-ubah” dan membuka garis depan bagi para “pejuang perlawanan” terhadap negara Yahudi itu di Dataran Tinggi Golan.
Israel mencaplok Golan dari Suriah dalam perang Enam-Hari tahun 1967. “Kalian orang Israel mengatakan tujuan kalian adalah untuk menghentikan berkembangnya kekuatan perlawanan (terhadap Israel), namun Suriah akan mendukung (Hisbullah) dengan persenjataan yang belum pernah dimiliki sebelumnya,” kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan di televisi.
Israel telah berkali-kali memperingatkan bahwa pihaknya akan melakukan campur tangan guna mencegah pemindahan persenjataan canggih kepada Hisbullah.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Assad perlu mengundurkan diri sebagai bagian penyelesaian konflik.
Hal itu ditolak oleh kementerian luar negeri Suriah, yang menekankan bahwa keputusan seperti itu “hanya” milik rakyat Suriah. (ahay/saif).