Barfi: Tuhan Tak Menyukai Pembunuh

Washington – Juru bicara keluarga jurnalis Amerika Serikat Steven Sotloff, Barak Barfi, menantang pemimpin kelompok militan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi untuk berdebat mengenai Islam. Menurut pria yang juga menjadi akademisi program Arab, aksi ISIS sama tidak mencerminkan Islam.

Kantor berita Reuters, Kamis, 4 September 2014 melansir, ISIS tidak memiliki belas kasih seperti yang termaktub dalam ajaran Islam. “Celakalah Anda. Anda menyebut bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan. Di mana rasa belas kasih dan ampun Anda?” tanya Barfi.

“Tuhan tidak menyukai pembunuh. Saya siap berdebat dengan Anda mengenai ajaran kasih. Saya tidak memiliki pedang di tangan saya dan saya siap dengan jawaban Anda,” tegas pria yang juga menjadi peneliti di Yayasan New America di Washington.

Di mata keluarga, ungkap Barfi, Steven bukan pahlawan. Sama seperti semua orang, Steven Sotloff hanya seorang pria yang mencoba untuk menemukan hal-hal baik dalam kegelapan dunia. “Apabila hal itu tidak ada, maka dia akan mencoba menciptakannya. Dia selalu berupaya untuk membantu mereka yang kekurangan,” kata Barfi.

Bahkan, dia menawarkan layanan karier dan kontak berharga bagi jurnalis muda di Miami. 

Namun, Barfi mengatakan Steven memiliki dua gairah besar, yakni dunia Arab dan sepakbola Amerika. “Namun, dunia Arab menurut dia lebih menarik,” kata dia.

Steven, lanjut Barfi, seperti dilansir Viva, bukan sosok individu yang menyukai peperangan. Pria berusia 31 tahun itu, kata dia, hanya ingin menggunakan kemampuannya menulis untuk menyuarakan penderitaan warga Suriah.

Sementara juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Israel menulis di media sosial, Twitter, bahwa Steven juga merupakan warga mereka. Namun, Pemerintah Israel sengaja memerintahkan media setempat untuk melaporkan hal itu, karena takut membahayakan nyawanya setelah Steven diculik tahun lalu.

Dia diculik ketika tengah melintasi perbatasan Turki dan Suriah pada Agustus 2013. Sejak saat itu, wajahnya tidak terlihat lagi dan baru kembali muncul dalam video eksekusi jurnalis AS, James Wright Foley.

Pembunuh Foley mengancam akan mengeksekusi Steven jika Pemerintah AS tidak berhenti melakukan serangan udara. Namun, pada pekan ini, mereka merilis video eksekusi Steven dengan judul “A Second Message to America”. (hay)

Terkait

Dunia Lainnya

SantriNews Network