‘Tuhan Membusuk’ Berbuntut

Panitia tengah memberikan pengarahan dan injeksi intelektual kepada mahasiswa baru Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya (santrinews.com/jazuli)
Surabaya – Ide “˜gila’ mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya, tampaknya berbuntut panjang. Titik pangkalnya adalah tema “Tuhan Membusuk” yang diangkat menjadi grand tema Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) 2014.
Kini, Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat pun harus menghadapi panggilan rektor. Bahkan, sejumlah pihak juga menyikapinya lebih keras.
“Ya kami dipanggil rektor karena tema dan spanduk itu,” kata Gubernur SEMA Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Rahmad Shalehuddin, Senin, 1 September 2014.
“Tentu kami sudah siap mempertanggungjawabkan,” imbuhnya.
Tak kurang Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Front Pembela Islam (FPI) menyampaikan kecaman keras.
“Itu penghinaan kepada umat Islam,” kata pengurus MUI Jatim, Habib Zein Al-Kaff.
Sikap hampir sama disampaikan Ketua MMI, Ustadz Irfan S. Awwas. Menurut dia, kasus itu sebagai bentuk penistaan agama yang harus ditindaklanjuti secara serius.
Ia mengaku heran mengapa kasus penistaan agama itu dilakukan mahasiswa UIN Surabaya, yang notabeni kampus Islam.
“Aduuh “¦ Ya Allah “¦. !!! Sudah separah itukah UNIVERSITAS ISLAM di Indonesia? Dimanakah peran Pemerintah dan Negara yang katanya menjunjung tinggi KETUHANAN YME?” kata Ketua FPI, Habib Rizieq, melalui akun facebooknya menyikapi ide mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat itu.
“Aduhai Tuhanku, selamatkanlah generasi muda kami dari VIRUS LIBERAL yang terus menggerogoti dan menghancurkan Iman, Islam dan Ihsan“¦” ujar Habib Rizieq melanjutkan.
Rektor Diminta Tanggungjawab
Bukan hanya itu, Irfan mempertanyakan sikap rektor dan dekan yang penurunan spanduk bertuliskan tema tersebut. Padahal kejadian ini diketahui pihak dekanat dan rektorat UIN Surabaya.
“Apakah penghinaan terhadap masyarakat dianggap lebih berbahaya daripada penghinaan kepada Allah subhanahu wata’ala? Apakah saraf intelektual dan keimanan para pejabat berwenang di Surabaya sudah mati?” kata Ustadz Irfan dengan nada bertanya.
Habib Zein mendesak rektor UIN Sunan Ampel untuk bertanggungjawab dengan memecat dan mengadili.
“Kalau rektor tidak bisa membersihkan, maka umat Islam yang akan membersihkan,” ancamnya. (ful/ahay)