Soal “Tuhan Membusuk”, Ini Sikap HMI

Panitia Oscaar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel memberikan pengarahan kepada mahasiswa baru (dok/santrinews.com)

Surabaya – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) meminta FPI, Majelis Mujahidin Indonesia, dan organisasi lain untuk tidak menanggapi kejadian di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel secara berlebihan. Alasannya demi menjaga keutuhan dan persaudaraan antar umat Islam.

“Serta demi tetap berlangsungnya tradisi ilmiah yang menjadi tonggak dari majunya peradaban Islam,” kata Angga Pratama, Ketua Umum
HMI Komisariat Ushuluddin UIN Sunan Ampel, Rabu 3 September 2014.

Pada acara Orientasi Cinta Akademik dan Almamater (Oscaar) 28-30 Agustus 2014, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat mengangkat grand tema “Tuhan Membusuk” dengan subtema “Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan”.

Kontan, tema tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak. Bahkan FPI Jawa Timur telah melapor ke Kepolisian Daerah Jawa Timur dengan tuduhan penistaan agama.

Angga meminta SEMA Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk mempertanggung jawabkan secara ilmiah latar belakang pengangkatan tema Oscaar tersebut dengan menggelar seminar terbuka untuk umum demi menjaga nama baik almamater UIN Sunan Ampel, lebih khusus segenap civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

“Melalui forum inilah diharapkan apa yang menjadi tujuan dari pengangkatan tema tersebut bisa dipahami oleh publik,” tegasnya.

Kedepan, kata Angga, rektorat dan dekanat UIN Sunan Ampel harus melakukan proses penyeleksian terhadap tema Oscaar agar kejadian yang sama tak terulang kembali.

“Pihak rektorat harus bertanggungjawab atas kelalain ini karena lemahnya monitoring pengelolaan kampus yang berakibat timbulnya keresahan di tengah-tengah masyarakat,” tukasnya.

Angga menambahkan, tema tersebut sebenarnya tak jauh beda dengan tema Oscaar sebelumnya. Tahun 2009, misalnya mengangkat tema “Membunuh Tuhan: Upaya Mencari Tuhan Baru” dan tahun 2010 tema yang diangkat adalah “Tuhan pun Aku Tantang: Restorasi Jati Diri Kampus Tak Bertuhan”.

“Kalau kita kaji, sebenarnya pihak panitia itu intinya menghendaki agar segenap manusia tidak merasa diri paling benar dengan melakukan tindak kekerasan dan pembunuhan atas orang lain yang berbeda dengannya,” pungkasnya. (mid/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network