Dunia Berduka, Mohammad Husain Haykal Wafat
Mohammad Husain Haykal saat tampil di televisi. (santrinews.com/lic)
Kairo — Innalillahi wa inna ilahi rajiun. Kaum muslimin dan dunia akademis serta jurnalis berduka. Penulis besar dan jurnalis ternama Mesir Mohammad Husain Haykal wafat, Rabu, 17 Februari 2016 setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya di usia senja, yaitu hampir 93 tahun. Demikian dilaporkan berbagai media Arab, termasuk Shorouknews, al-Alam, Alarabiya dan al-Jazeera.
Cendikiawan Muslim Mesir ini lahir pada 23 September 1923 di desa Basus, provinsi Qalyubiyah, Mesir. Pikirannya yang bernas telah menghasilkan banyak karya tulis yang bukan hanya berbahasa Arab, melainkan juga berbahasa Inggris.
Pada tahun 1956, profesinya sebagai jurnalis mengantarnya ke kursi pimpinan redaksi majalah terkenal Mesir al-Ahram, dan terus menempati jabatan ini hingga 17 tahun. Dalam profesi ini pula, selama lebih dari 50 tahun dia selalu tampil sebagai komentator urusan Timur Tengah.
Setelah menginjak usia senja dia sekian lama menghilang dari media dan gelanggang publik. Namun, dia tiba-tiba muncul lagi ke publik melalui Channel CBC, Mesir, setelah jagat Timteng dipandangnya semakin carut marut, terutama terkait isu Sunni-Syiah, krisis Suriah, kemelut Yaman, dan konflik Arab Saudi – Iran. Dia mengaku terpaksa muncul ke permukaan karena tak tahan menyaksikan kondisi itu, dan menyayangkan sikap Arab terhadap Iran (Baca: Tampil Lagi ke Tengah Publik, Husain Haekal Nyatakan Arab Kehilangan Iran Demi AS )
Menurut al-Alalam, dalam pernyataan terakhirnya pada bulan Oktober 2015 dia mengecam serangan pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi ke Yaman, meminta Mesir dan negara-negara Arab supaya menjalin hubungan baik dengan Iran, dan mengimbau Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi supaya berkunjung ke Suriah.
Pada 24 Oktober 2015 dia menyayang jauhnya hubungan Mesir dengan Suriah dan Irak dan mengutuk pembantaian yang terjadi setiap hari di Yaman.
Pada 15 Desember 2015 di halaman Twitternya dia mengabarkan sepak terjang Saudi membentuk “aliansi militer Islam”. Di situ dia mengingatkan aliansi yang mengabaikan isu Palestina-Israel ini bahwa Palestinalah yang sebenarnya dekat dengan mereka. Dia juga menyebutkan bahwa beberapa negara Arab anggota aliansi ini merupakan pendukung utama kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pada 26 Desember, penulis buku terkenal “Sejarah Hidup Muhammad Saw” ini menyatakan bahwa di Suriah terjadi konflik internasional karena negara ini merupakan pintu masuk Semenanjung Timteng serta akses menuju Irak dan Iran. Menurutnya, Suriah adalah jantung konflik di dunia Arab. (Nabil/LP)