Jika Palestina Menjadi Negara, Netanyahu: Sama dengan Memberi Kesempatan Radikal Islam Menyerang Israel

Benyamin Netanyahu berdoa di Tembok Ratapan, Jerusalem, Rabu, 18 Maret 2015, menyusul kemenangannya dalam pemilu parlemen yang baru saja berakhir. (Thomas Coex/AFP/SantriNews.com)

“Siapa pun yang ingin mendirikan negara Palestina, siapa pun yang akan memindahkan wilayah saat ini, sama dengan memberi kesempatan bagi radikal Islam buat menyerang Israel,”Binyamin Netanyahu, seperti dikutip Kompas pada hari Rabu, 18 Maret 2015.

Pernyataan pria akrab dipanggil Bibi itu bersebrangan dengan pidato dia di Universitas Bar Ilan pada 2009. Pada saat itu Netanyahu mendukung solusi terbentuknya dua negara antara Palestina dan Israel.

Kata-kata lelaki 65 tahun dua hari lalu itu kembali mencuatkan dugaan dia tak pernah serius dalam perundingan perdamaian dengan Palestina. Hal ini tentu mengecewakan banyak pemimpin dunia dan komunitas internasional.

Menanggapi pernyataan Netanyahu itu, juru runding dari Palestina Saeb Erekat mengatakan komentar Netanyahu itu bukan barang baru.

“Netanyahu selama ini selalu mengubur kemungkinan solusi dua negara. Dia selalu mengandalkan kekebalan hukum dari komunitas internasional. Saat ini dunia harus mengambil pelajaran dan memahami bahwa kekebalan itu tidak akan berujung pada kedamaian,” kata Erekat, seperti dikutip stasiun televisi CNN.

Dengan penegasan Netanyahu yang menolak pembentukan negara Palestina, bisa dipastikan solusi dua negara dan upaya perundingan damai semakin memudar.(jaz/onk)

Terkait

Dunia Lainnya

SantriNews Network