Virus Corona

Wabah Virus Corona, Ulama Sepuh Iran Meninggal

Presiden Iran Hassan Rouhani.

Taheran – Seorang ulama senior Iran, Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani (78 tahun), meninggal di rumah sakit pada Senin kemarin, 16 Maret 2020. Ia meninggal dua hari setelah dinyatakan positif mengidap virus corona.

Mendiang Golpayegani adalah salah satu anggota Majelis Pakar yang terdiri dari 88 orang. Tugasnya menunjuk dan mengawasi Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Seorang aktivis politik dan ekonomi Iran, Fariborz Rais-Dana, juga meninggal usai terinfeksi virus corona.

Sampai hari ini dilaporkan sudah 853 orang meninggal akibat terkena virus corona di Iran. Sementara jumlah total keseluruhan kasus infeksi mencapai 14.991 orang.

“Saya berharap seluruh penduduk menyikapi virus ini dengan serius dan tidak bepergian ke provinsi lain,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour.

Sebanyak 12 pejabat dan politikus Iran meninggal usai terjangkit virus corona. Sedangkan 13 petinggi negara lainnya di Iran dikarantina.

Diyakini Segera Berlalu
Sampai saat ini pemerintah Iran belum memberlakukan kebijakan isolasi total (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus corona. Mereka hanya memerintahkan menutup sementara seluruh sekolah, menunda pelaksanaan kegiatan yang melibatkan keramaian, dan melarang penduduk bepergian.

Iran juga untuk sementara meniadakan shalat Jumat serta menutup parlemen. Di samping itu, sebanyak 83 ribu napi diizinkan keluar sementara dari penjara untuk mencegah penyebaran virus di dalam lapas.

Sampai saat ini kasus virus corona di Iran terbanyak berada di Provinsi Teheran. Disusul Isfahan, Mazandaran, Khorasan Razavi, dan Kota Qom. Kota Qom adalah tempat di mana kasus pertama infeksi virus corona di Iran terjadi.

Presiden Iran, Hassan Rouhani, meyakini wabah virus corona segera berlalu.

“Dengan izin Allah SWT, tahun ini akan menjadi sejarah, yakni ketika kita memenangkan peperangan terhadap virus berbahaya,” kata Rouhani dalam telekonferensi dengan satuan tugas anti-virus corona. (cnn/red)

Terkait

Dunia Lainnya

SantriNews Network